News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prabowo Pamit dan Minta Maaf saat Raker Terakhir dengan Komisi I, Disambut Standing Applause

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2024). Menteri Pertahanan (Menhan) RI yang juga presiden terpilih Prabowo Subianto?menghadiri rapat kerja yang beragendakan pembicaraan tingkat I terhadap 5 RUU kerjasama bidang pertahanan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berpamitan sekaligus menyampaikan permintaan maaf kepada mitra kerjanya, Komisi I DPR RI. 

Permintaan maaf itu disampaikan Prabowo di hari terakhir rapat bersama Komisi I DPR RI sebelum dirinya dilantik menjadi Presiden RI pada Oktober nanti. 

Prabowo mendapat standing applause dari para anggota dewan yang hadir. 

Mulanya, Prabowo menyampaikan permintaan maaf jika ada kesalahan selama 5 tahun menjadi Menhan. 

"Saya juga mohon maaf apabila dalam pekerjaan saya selama 5 tahun sebagia Menteri Pertahanan ada sesuatu yang mengecewakan saudara-saudara sekalian."

"Tetapi saya ingin saudara-saudara yakin bahwa niat saya semata-mata adalah untuk menjaga kepentingan dan kedaulatan bangsa Indonesia," kata Prabowo dalam ruang rapat Komisi I DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2024).

Prabowo yang mengetahui ini adalah rapat kerja dengan Komisi I DPR terakhir pun kemudian berpamitan. 

Ia menyampaikan apresiasi kepada para mitra kerjanya atas pengabdiannya selama ini. 

"Dengan demikian saya mohon diri, kepada saudara-saudara, dan saya diberitahu bahwa ini mungkin rapat terakhir bagi Komisi I DPR dengan Kementerian Pertahanan." 

"Dengan demikian atas nama seluruh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, kami mohon diri, kami mengucapkan selamat, penghargaan atas pengabdian bapak-bapak ibu-ibu sekalian, dan mudah-mudahan kita akan terus bekerja sama untuk bangsa dan negara kita, supaya kita bisa mengarungi masa-masa yang mungkin sulit untuk menjaga keselamatan dan bangsa kita," ucapnya.

Dalam salam perpisahan itu, Prabowo juga menekankan bahwa ada tugas lebih besar telah menunggu di masa depan.

Baca juga: Dukung Program Prabowo, Mentan Amran Bawa Investor Asal Vietnam Investasi di Industri Sapi Perah

"Tugas lebih besar menunggu kita semua. Terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha besar senantiasa menyertai bapak ibu dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Dan semoga Indonesia selalu kuat dan jaya. Terima kasih," ujarnya. 

Pernyataan Prabowo itu kemudian disambut standing applause dari jajaran Komisi I DPR. 

Prabowo Akui Cita-cita Indonesia di Bidang Pertahanan Belum Tercapai

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga mengaku bahwa cita-cita Indonesia dalam membuat sistem pertahanan menjadi sangat kuat belum tercapai.

"Kita sebagai pemimpin punya tanggung jawab kepada rakyat Indonesia karena itu pada kesempatan ini sekali lagi saya juga mengakui bahwa kehendak kita, cita-cita kita untuk memiliki pertahanan yang sangat kuat masih belum tercapai," kata Prabowo. 

Menurutnya, yang menjadi alasan salah satunya karena Indonesia lebih mengedepankan kesejahteraan rakyat.

Namun, ia menegaskan, memang sejatinya faktor kesejahteraan menjadi hal penting bagi pemerintah dalam mewujudkan bangsa yang lebih baik.

"Karena kita mendahulukan kesejahteraan rakyat." 

"Pengeluaran anggaran pertahanan kita sebagai perbandingan terhadap produksi domestik bruto kita, PDB kita salah satu terendah di kawasan Asia, tidak sampai 1 persen (yakni) 0,89 persen," katanya. 

Menteri Pertahanan RI (Menhan) Prabowo Subianto saat rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2024). (Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra)

Ia lantas membandingkan sistem pertahanan yang dilakukan oleh beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Filipina dan Singapura.

"Saya baru pulang dari Manila, Filipina saja, sekarang sudah 1,8 persen pengeluarannya memang pertahanan sangat mahal," katanya. 

Sementara terhadap Singapura, kata Prabowo, negara tersebut sudah mengeluarkan anggaran untuk pertahanan dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 3 persen.

Padahal menurutnya, negara Singapura tidak terlalu luas dibandingkan dengan Indonesia.

"Kita melihat tetangga kita Singapura pulau sebesar Bogor jumlah penduduknya hanya 5 juta mereka bersedia mengeluarkan anggaran pertahanan 3 persen, dari GDP mereka pulau yang demikian kecil, menilai kemerdekaan mereka begitu penting," ujar dia.

Atas hal itu, Presiden terpilih RI tersebut menilai kalau kondisi tersebut harus menjadi tugas besar bagi pemerintah dan Komisi I DPR mendatang.

"Ini saya kira akan menjadi PR kita bersama ke depan. Komisi satu yang akan datang, saya yakin juga akan meneruskan apa yang sudah rintis," tandasnya. 

(Tribunnews.com/Milani Resti/Rizki Sandi S)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini