TRIBUNNEWS.COM - Eko Hendro Purnomo atau yang akrab disapa Eko Patrio ditunjuk Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN.
Eko Patrio menggantikan Eddy Soeparno yang sudah menjabat sejak 2015.
Pergantian ini sempat mengejutkan publik karena dilakukan secara mendadak, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan.
Adapun, alasan Zulhas menunjuk Eko adalah karena untuk pertama kalinya, PAN berhasil dapat tiga kursi DPR dari Jakarta.
"Sukses pimpin DKI. Untuk pertama kali PAN dapat 3 kursi DPR RI dari DKI," ujarnya, saat dikonfirmasi, Senin (30/9/2024).
Eko Patrio sendiri diketahui memegang jabatan Ketua DPW PAN DKI Jakarta.
Dia merupakan anggota DPR periode 2019-2024. Eko kembali terpilih di periode 2024-2029.
Sementara itu, Eddy menyambut baik penunjukkan Eko sebagai Sekjen PAN yang baru tersebut.
Menurutnya, perombakan struktur organisasi menunjukan bahwa kaderisasi dan regenerasi berjalan dengan baik.
"Alhamdulillah ada pergantian yang sifatnya regeneratif. Jadi Mas Eko menggantikan posisi saya yang sudah saya jabat selama 10 tahun," kata Eddy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
Dengan adanya pergantian posisi tersebut, maka kini Eddy memastikan kalau jabatan dirinya ke depan sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP PAN.
Baca juga: Dua Alasan Eko Patrio Ditunjuk Jadi Sekjen PAN, Dinilai Berhasil Dongkrak Perolehan Kursi di DPR
Sementara terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Waketum PAN, dirinya belum mengetahui secara pasti.
"Insya Allah nanti saya akan menjadi salah seorang di antara Wakil Ketua Umum yang ada. Nanti tugas apapun sebagai Wakil Ketua Umum nanti akan diumumkan di PAN sendiri," tandas dia.
Lantas, seperti apa sepak terjang Eko Patrio dan Eddy Suparno tersebut?