Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Pieter C Zulkifli menyebut, perjalanan pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke depan tidak akan berjalan mudah.
Prabowo-Gibran bahkan diyakini bakal dihadapkan dengan dilema kebijakan yang kompleks.
Apalagi, tidak sedikit negara-negara di dunia tengah menghadapi situasi geopolitik yang mencekam.
Kemudian, ekonomi dunia yang melambat hingga krisis energi berkepanjangan.
"Di Indonesia, raksasa industri tekstil tidak luput dari dampak ini. Kesulitan keuangan membuat mereka harus mengambil keputusan pahit dengan mem-PHK ribuan karyawan, diikuti oleh industri tekstil dan garmen lainnya, kata Pieter dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (2/10/2024).
Menurut dia, kondisi ini menunjukkan betapa rentannya perekonomian nasional di tengah tekanan eksternal.
Situasi juga semakin kompleks dengan ketidakpastian di kancah global, terutama terkait ketegangan antara NATO dan Rusia
Baca juga: Presiden Jokowi Akui Tak Mudah Pindahkan ASN ke IKN, Kini Menyerahkan Persoalan ke Prabowo
Pieter Zulkifli menilai dampak konflik yang terjadi di Eropa sudah mulai dirasakan dampaknya oleh negara-negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia.
Dia berpendapat jika perang antara NATO dan Rusia semakin meluas bukan tidak mungkin kawasan Asia juga akan terlibat dalam ketegangan yang serupa.
Dia menuturkan, perang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina telah membawa dampak serius bagi ekonomi Indonesia.
Harga energi, terutama minyak dan gas, melonjak tajam, diikuti harga kebutuhan pokok semakin melambung, realita ini menambah beban biaya produksi di berbagai sektor.
"Lonjakan ini memicu inflasi dan memperburuk daya beli masyarakat. Di sinilah tantangan besar bagi Prabowo muncul, menjaga stabilitas politik dan ekonomi nasional, sembari menerapkan reformasi di sektor-sektor strategis," ujarnya.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan ancaman geopolitik ini, kata dia, Prabowo yang akan memimpin pemerintahan bersama Gibran harus sangat berhati-hati dalam mengambil setiap kebijakan.