TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua tokoh politik besar, Prabowo Subianto yang juga Presiden RI terpilih dan Megawati Soekarnoputri bakal bertemu. Ketua DPP PDIP, Puan Maharani memberikan sinyal partainya akan masuk kabinet seusai presiden terpilih RI, Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Baca juga: Megawati Akan Masak Nasi Goreng Khusus untuk Prabowo saat Bertemu, Puan: Pak Prabowo Sangat Suka
Sinyal tersebut disampaikan saat Puan ditanya awak media soal pertemuan Prabowo-Megawati akan menjadi momentum PDIP mendukung Prabowo. Anak kandung Megawati itu pun menyatakan kans PDIP masuk ke dalam koalisi Indonesia maju (KIM) masih terbuka. Momentumnya saat pertemuan Prabowo-Megawati.
Bahkan, kata Puan, Presiden Kelima Megawati Soekarnoputri bakal memasak nasi goreng spesial untuk Prabowo. Menu makanan nasi goreng mengingatkan kita terkait pertemuan keduanya terkait rekonsiliasi seusai pilpres.
Puan mengatakan baik Megawati maupun Prabowo sama-sama tidak sabar ingin bertemu.
"Yang terbaru semuanya, beliau berdua sama-sama berkeinginan untuk bertemu secepatnya, menunggu waktu yang tepat, di saat yang tepat," katanya.
Baca juga: Prabowo Ingin Temui Megawati di Rumah, Puan: Ya Ora Iso, Beliau Mau Dilantik Jadi Presiden
Mengenai lokasi pertemuan keduanya, Puan menjelaskan mungkin bisa dilakukan di rumah Prabowo maupun rumah Teuku Umar Megawati. "Bisa juga (rumah Megawati), bisa juga (rumah Prabowo) di Kertanegara, bisa juga di Hambalang, tidak ada masalah akan bertemu di mana saja," katanya.
Kita ketahui bersama Megawati dan Prabowo sempat berjuang bersama di Pilpres 2009 berhadapan dengan duet SBY-Boediono dan JK-Wiranto. Pasangan Mega-Pro ini mengakhiri Pilpres 2009 dengan raihan 26,79 persen suara.
Kemudian menjelang pilpres 2014 hubungan Megawati dan Prabowo benar-benar panas. Partai Gerindra bahkan mengungkit soal perjanjian di pilpres 2009 tentang janji Megawati mendukung Prabowo di Pilpres 2014 yang terdokumentasi di perjanjian Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat.
Tetapi Megawati tetap pada pilihannya, mencalonkan Jokowi sebagai presiden pada 2014. Setelah melalui dinamika politik yang panjang, Jokowi akhirnya berduet dengan JK di Pilpres 2014 dan terpilih menjadi Presiden RI ke-7 untuk periode pertama.
Baca juga: Puan Bilang Asyik, Kali Ini Elite PDIP Sebut Megawati dan Prabowo akan Bertemu di Tempat Sakral
Bukannya mereda hubungan Megawati dan Prabowo malah panas. Betapa tidak, Prabowo kembali menjadi lawan Jokowi di Pilpres 2019, kali ini berduet dengan Sandiaga Uno. Panasnya suhu politik selama masa kampanye Pilpres 2019 sampai ke telinga Megawati. Mega pun mengkritik orang-orang di kubu 02 yang membenturkan dirinya dengan Prabowo, seraya menegaskan dirinya tak punya masalah dengan Prabowo.
Namun pada 24 Juli 2019 silam, Megawati dan Prabowo sepakat untuk bertemu. Menggunakan diplomasi serupa yakni menu makanan nasi goreng akhirnya kedua tokoh politik tersebut bertemu di Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
"Oleh karena nanti acaranya dengan makan siang bersama. Sehingga menu makan siang pun disiapkan secara khusus yakni nasi goreng. Tadi saya melihat untuk memilih bawang yang dipakai untuk masakan pun, Ibu Mega memilih secara khusus," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada saat itu.
Baca juga: Demokrat Setor Lebih dari Satu Nama Calon Menteri ke Prabowo, AHY Sudah Pasti
Lalu, apakah dengan menu makanan nasi goreng yang dimasak secara khusus oleh Megawati bakal mencairkan suasana pertemuan dengan Prabowo? Apakah diplomasi nasi goreng tersebut bakal menarik PDI Perjuangan masuk ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran? Kita lihat saja nanti. Yang pasti tanda-tanda masuknya PDIP ke dalam kabinet sudah mulai terang benderang.
Seiring menguatnya rencana pertemuan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, turut beredar calon menteri yang akan masuk khususnya dari PDIP.
Disebutkan, Prabowo kabarnya memberikan jatah kursi menteri pada pemerintahannya kepada PDIP. Ketiga kursi adalah jabatan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) kepada Budi Gunawan; Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Abdullah Azwar Anas; dan satu posisi kepada Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey.
Baca juga: Puan Kembali Jawab Insya Allah Ditanya PDI Perjuangan Masuk Kabinet usai Prabowo-Megawati Bertemu
"Belum ada sinyal dari Ibu ketua umum. Tiga nama itu, baik pak Budi Gunawan, baik pak Azwar Anas, baik bapak Olly Dondokambey menunggu keputusan dari DPP dan Ibu Ketua Umum,” ujar Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Said Abdullah.