TRIBUNNEWS.COM - Profil Antonius Benny Susetyo Pr atau Romo Benny yang meninggal dunia pada Sabtu (5/10/2024), dini hari.
Romo Benny merupakan Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Romo Benny mengembuskan napas terakhirnya pada usia 55 tahun.
Kabar duka tersebut, dikonfirmasi Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI) Alissa Wahid.
"Benar (meninggal dunia)," kata Alissa, Sabtu, dilansir Kompas.com.
Alissa mengatakan, Romo Benny sudah lama mengidap sakit komplikasi diabetes.
Namun, ia tidak mengetahui pasti apakah Romo Benny meninggal dunia karena penyakit tersebut.
Sebelumnya, kabar duka Romo Benny juga sudah beredar di media sosial.
Informasi yang dihimpun Tribunnews.com, Romo Benny meninggal di Pontianak, Kalimantan Barat.
"Telah meninggal dunia Rm Antonius Benny Susetyo Pr di Rs Mitra Medika Pontianak, hari Sabtu 5 Okt 2024 pukul 00.15 WIB," tulis akun Instagram @katolik_garis_lucu.
Dari unggahan tersebut, rencananya jenazah dimakamkan pada Senin, 7 Oktober di Pemakaman Sukun di Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Breaking News: Romo Benny Staf Khusus BPIP Meninggal Dunia Sabtu Dini Hari di Pontianak
Tribunnews.com masih terus mengonfirmasi ke sejumlah pihak terkait berpulangnya Romo Benny.
Profil Antonius Benny Susetyo
Antonius Benny Susetyo lahir di Malang, pada 10 Oktober 1968.
Artinya, sekitar lima hari, ia berulang tahun pada 10 Oktober.
Saat ini, Benny menjabat sebagai Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP.
Dikutip dari situs resmi BPIP, Antonius Benny Susetyo atau Romo Benny adalah pastor Indonesia.
Benny merupakan alumni Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Widya Sasana Malang tahun 1996.
Diketahui, pastor Benny ditugaskan oleh KWI "Konferensi Waligereja Indonesia". Aktivisme Romo Benny dimulai saat ia ditempatkan di paroki Situbondo.
Namun, penempatan Benny di Paroki Situbondo hanya berselang sepekan, tepatnya setelah terjadinya kerusuhan hebat di kota santri.
Romo Benny lantas diamanatkan oleh Uskup Malang Mgr HJS Pandoyoputro, O.Carm untuk 'membangun persaudaraan sejati' dengan para tokoh dan kaum muslim di Situbondo dan Bondowoso.
Penugasan tersebut, membuatnya memiliki banyak pengalaman baru bertemu para kiai, dan berkunjung ke beberapa pesantren.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas.com)