TRIBUNNEWS.COM - Politikus dari Partai Golkar, Nusron Wahid mengaku ditawari Presiden terpilih, Prabowo Subianto menjadi calon menteri untuk membantu di kabinetnya mendatang.
Hal tersebut disampaikan Nusron setelah dipanggil Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan pada Senin (14/10/2024) sore.
"Ya diajak diskusi sama beliau (Prabowo), terus ditanya kesehatan, ya ditanya apakah bersedia untuk membantu kami (kabinet Prabowo-Gibran), ya gitu aja," ungkap Nusron kepada wartawan, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin.
Saat ditawari, Nusron menyatakan bersedia membantu Prabowo di pemerintahan nanti.
"Saya jawab, ya Insya Allah, kalau memang dimintain bantuan dan negara membutuhkan, namanya pengabdian, namanya kader ya harus menyatakan siap," katanya,
Namun, ketika ditanya soal kemungkinan dirinya menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron tak menjawabnya secara gamblang.
"Soal tempat, semua kami serahkan semuanya kepada Bapak Presiden (Prabowo), karena itu hak prerogatifnya presiden," kata dia .
Lantas, seperti apakah profil Nusron Wahid yang berpeluang mengisi kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran mendatang.
Profil Nusron Wahid
Nusron merupakan seorang birokrat dan politisi Indonesia yang sekarang ini menjabat sebagai anggota DPR RI sejak 2019 dari fraksi Golkar dan menjabat dari 2004 hingga 2015 mewakili Jawa Tengah II.
Saat di DPR RI, Nusron ditempatkan di Komisi VI, bertugas sebagai pengawas kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan perdagangan, perindustrian, investasi, koperasi, UKM, BUMN, dan Standardisasi Nasional.
Pria kelahiran Kudus, 12 Oktober 1973 tersebut juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) pada 2014-2019 lalu.
Baca juga: 4 Calon Menteri Prabowo dari Golkar, Nusron Wahid hingga Meutya Hafid
Nusron juga tercatat sebagai Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor dari 2010 hingga 2015.
Dikutip dari Tribunnewswiki, ia memulai karier sebagai peneliti dan wartawan.
Nusron diketahui pernah menjadi peneliti di Lembaga Pratama Pembangunan VI dari tahun 1995 hingga tahun 1999.