Selama pengabdiannya di dunia pendidikan Indonesia, Satryo telah menghadapi berbagai masalah dan rintangan dalam usahanya memajukan pendidikan di Indonesia.
Sebagai Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Satryo Soemantri Brodjonegoro telah memberikan kontribusi yang cukub signifikan bagi pendidikan Indonesia.
Di masa kepemimpinannya, Satryo Soemantri Brodjonegoro mengalami banyak rintangan di dunia pendidikan.
Beberapa dilema di dunia pendidikan Indonesia terus menguji kegigihan Satryo dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia.
Baca juga: Ada 22 Menteri hingga Wamen Jokowi Masuk di Kabinet Prabowo-Gibran, 4 Orang Jadi Menko
Salah satu ujian terberat yang dihadapi Satryo adalah tingkat kualitas lulusan perguruan tinggi di dalam dunia kerja. Lulusan perguruan tinggi Indonesia dinilai kurang kompeten.
Hal ini diperburuk oleh kenyataan bahwa banyak putra-putri Indonesia yang bersekolah di luar negeri dan bahkan mengabdikan dirinya di luar negeri pula.
Keadaan ini membuat kualitas sumber daya manusia di mata internasional juga tidak begitu baik.
Banyak negara yang menilai Indonesia mempunyai kualitas tenaga kerja di bawah rata-rata.
Bahkan generasi muda Indonesia sendiri pun memandang negaranya sebelah mata.
Baca juga: 47 Orang di Lingkaran Presiden Prabowo Jabat Menteri dan Wamen di Kabinet Merah Putih
Mereka lebih memilih bekerja untuk negara lain karena mereka menilai negara lain lebih menghargai kemampuan mereka dengan harga yang lebih tinggi.
Hal inilah yang coba diperbaiki oleh Satryo selaku Dirjen Dikti Indonesia.
Di sisi lain dari dilema-dilema yang muncul dalam masa jabatannya sebagai Dirjen Dikti, Satryo tidak berhenti berkarya.
Ia bergabung dengan tim Japan International Cooperation Agency atau yang lebih dikenal dengan nama JICA, dalam perencanaan gedung fakultas teknik Universitas Hasanudin di Gowa.
Saat ini, beliau adalah Ketua AIPI Periode 2018-2023 dan juga Anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa pada Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Penghargaan
- Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB (Maret 2010)
- Bintang tanda jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia (3 November 2016)
(Tribunnews.com/Whiesa)