Menurutnya, anggapan yang mengira Bung Karno adalah pemimpin yang kaya raya adalah kesalahpahaman. Ia pun menyanggah klaim bahwa Bung Karno memiliki batu intan besar bernama Kartika.
"Bohong juga. Itu salah kaprah semua," tegasnya.
Lebih lanjut, Guntur mengingatkan ihwal isu emas di Swiss sangat tidak masuk akal.
"Pikir saja, kalau emas berton-ton disimpan di bank di Swiss, yang saya sendiri pernah ke sana, itu ruang penyimpanan uang di Swiss itu gak akan muat mau diisi emas segitu banyak," ungkap Guntur.
Guntur juga membagikan kisahnya ketika seorang calo mencoba menunjukkan emas yang disebut sebagai milik Bung Karno.
Untuk membuktikan keasliannya, ia pun memanggil office boy dan meminta gergaji besi.
"Ternyata lapisannya di luar itu memang serpihan emas, tapi di dalamnya itu besi," kenang Guntur.
Ia pun melemparkan potongan tersebut sambil menyuruh calo itu pergi.
Guntur juga memberikan klarifikasi mengenai pemahaman yang salah tentang 'Istana Batutulis' di Bogor, Jawa Barat.
Guntur menegaskan, semasa hidupnya, Bung Karno tidak memiliki rumah pribadi.
"Bung Karno itu dari dulu sampai meninggal itu nggak punya rumah," ujar Guntur.
Melihat kondisi tersebut, Sultan Hamengkubuwono IX berinisiatif menggalang dana untuk membangun rumah bagi presiden pertama Indonesia tersebut.
Rumah yang kini dikenal sebagai Rumah Batutulis itu akhirnya terwujud melalui sumbangan yang dikumpulkan oleh para pengusaha kala itu.
Sayangnya, banyak orang yang salah kaprah dengan menyebut Rumah Batutulis sebagai Istana Batutulis.