News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lestarikan Budaya, Sekolah Padukan Teknologi dengan Permainan Tradisional

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekolah Cendekia Harapan menerima penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia sebagai Sekolah dengan Pelestarian Cerita Rakyat melalui Permainan Digital Terbanyak.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekolah Cendekia Harapan memanfaatkan teknologi modern untuk menghidupkan kembali warisan budaya Indonesia di era digital. 

Sekolah ini menerima penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia pada 1 November 2024 sebagai Sekolah dengan Pelestarian Cerita Rakyat melalui Permainan Digital Terbanyak. 

“Generasi muda perlu terhubung dengan teknologi tanpa melupakan akar budaya mereka,” ungkap Computing Coordinator sekolah, Ady Ekayana Putra, melalui keterangan tertulis, Senin (4/11/2024).

"Dengan membawa cerita rakyat dalam format permainan digital, kami menciptakan cara yang menarik bagi anak-anak era digital untuk mengenal kembali kisah-kisah tradisional dengan cara yang relevan," tambahnya. 

Hingga kini, sekolah ini telah mengembangkan lebih dari 50 permainan digital yang menyajikan cerita-cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Legenda Danau Toba, dan Malin Kundang. 

Language and Civic Coordinator, Ni Komang Diah Restu Swari, mengatakan pendekatan ini tidak hanya efektif dalam pengajaran bahasa, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebangsaan di kalangan siswa. 

"Dengan media permainan digital, anak-anak lebih mudah memahami dan menghargai identitas budaya kita. Kami ingin agar mereka tidak hanya belajar, tetapi juga merasakan dan bangga akan akar budaya mereka,” jelas Diah.

Pencapaian ini dirayakan sebagai bagian dari tema “Inovasi dalam Pelestarian Budaya dan Teknologi” pada ulang tahun ke-21 sekolah. 

Acara ini juga mencakup kompetisi robotics dan games programming yang diikuti oleh siswa dari kelas 1 hingga kelas 12. 

Kepala UPT Disdikpora Kuta Selatan, I Gusti Made Mustika, mengatakan langkah ini untuk melestarikan budaya. 

Baca juga: Museum Layang-layang Indonesia Kenalkan Permainan Tradisional hingga ke Pusat Perbelanjaan

"Apa yang dilakukan sekolah ini adalah contoh sempurna bagaimana pendidikan bisa memadukan teknologi dengan pelestarian budaya, mempersiapkan siswa untuk masa depan tanpa kehilangan identitas mereka,” katanya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini