Nama Bharada E mulai muncul usai dirinya menembak sampai mati rekannya yang sesama ajudan Irjen Ferdy yaitu Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Karier
Dilansir dari Tribunnewswiki, Richard Eliezer Pudihang Lumiu menempuh pendidikan polisi di Pusat Pendidikan Brimob Wakutosek, Jawa Timur pada 2019.
Bharada Elizer bekerja di kesatuan Brimob.
Dia kemudian ditugaskan untuk menjadi Aide de camp (Adc) atau asisten pribadi Irjen Ferdy Sambo.
Baca juga: Video Deolipa Yumara Mantan Pengacara Bharada E Siap Bantu Pegi di Kasus Vina
Kasus
Pada 8 Juli 2022, Richard Eliezer menembak rekannya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Dalam baku tembak itu, terdapat total 12 tembakan yang meletus di rumah tersebut.
Sebanyak 7 tembakan yang diluncurkan oleh Brigadir J ke arah Bharada E seluruhnya meleset.
Sementara itu, sebanyak 5 tembakan yang diluncurkan oleh Bharada E semuanya bersarang ke tubuh Brigadir Joshua.
Brigadir J pun tewas akibat adu tembak tersebut.
Adapun senjata yang dipakai Bharada E saat kejadian yaitu Glock 17, sedangkan Brigadir menggunakan senjata HS-9.
Sebagai informasi, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat ditembak di rumah Ferdy Sambo di Jakarta pada 8 Juli 2022 sekitar pukul 17.00 WIB.
Yosua Hutabarat, bodyguard sekaligus sopir Sambo, dikabarkan tewas usai baku tembak dengan anggota regu pengamanan lainnya, Petugas Patroli Kedua Richard Eliezer Pudihang Lumiu, diduga setelah Yosua melakukan pelecehan seksual terhadap istri Sambo, Putri Candrawati.
Usai penembakan, Yosua diangkut dengan ambulans ke rumah sakit di mana ia dinyatakan meninggal, meski kabar penembakan tersebut ditunda penyiarannya hingga 11 Juli 2022.
Pada 9 Agustus 2022, Sambo ditahan dan didakwa pembunuhan berencana, yang diancam hukuman mati atau penjara seumur hidup.