TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menkopolhukam Mahfud MD meyakini uang sebesar Rp 920 miliar dan emas seberat 51 kilogram yang ditemukan di kediaman eks pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar, dalam perkara vonis kasasi Gregorius Ronald Tannur bukan milik yang bersangkutan.
Mahfud MD mengatakan uang dan emas itu hanya dititipkan oleh orang yang berperkara untuk diberikan kepada hakim yang menyidangkan.
Mahfud juga mengatakan alasan uang dan emas itu bukan milik Zarof Ricar karena yang bersangkutan bukanlah hakim tetapi hanya pejabat administratif di MA.
"Saya yakin (uang dan emas) bukan punya dia (Zarof Ricar). Dia kan bukan hakim. Dia kan hanya pejabat. Dia mengurus perkara ke orang seperti Zarof ini kan, dia kan yang kita baca 'ini uang untuk perkara ini, ini untuk perkara ini," katanya dikutip dari YouTube Terus Terang Mahfud MD yang dikutip pada Rabu (30/10/2024) lalu.
Mahfud juga meyakini uang suap yang dititipkan ke Zarof Ricar lebih banyak lagi jika berkaca dari lamanya yang bersangkutan melakukan tindakan haram tersebut.
Baca juga: Kejagung Minta Zarof Ricar Kooperatif Bongkar Pihak-pihak Terlibat Makelar Kasus di MA
Penjelasan Beda Kejagung
Sementara itu, pihak Kejakasaan Agung (Kejagung) mengatakan uang nyaris Rp 1 triliun dan emas seberat 51 kilogram yang disita di rumah Zarof Ricar merupakan hasil pengurusan pekara hukum.
"Itu pengakuannya yang menyatakan bahwa uang dan emas itu merupakan hasil dari pengurusan perkara," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar, di Kejagung, Rabu (6/11/2024) dikutip dari Kompas.com.
Harli mengatakan, berdasarkan pengakuan tersebut, penyidik terus mendalami kasus ini untuk memastikan asal-usul dari aset yang ditemukan.
"Sangat tergantung bagaimana ZR memberikan keterangannya dalam perkara ini. Kita juga terus melakukan pendalaman dari berbagai barang bukti yang sudah didapat," ucap Harli.
Lupa Asalnya Darimana
Harli mengatakan meski mengakui bahwa uang dan emas yang disita Kejagung berasal dari pengurusan hukum atas berbagai pekara, Zarof mengaku lupa rincian perkara apa saja yang diurusnya.
Ia pun berharap Zarof kooperatif terkait hal ini dan membuka dugaan keterlibatan pihak lain.