Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) Addin Jauharudin mendukung penuh upaya Presiden Prabowo Subianto memberangus oknum pejabat negara yang jadi beking judi online di Indonesia
Addin mengungkap judi online sudah mengakar di masyarakat dan menyasar semua lapisan, mulai usia sekolah, remaja hingga para lansia.
Baca juga: Cara Licik Pegawai Komdigi Sembunyikan Uang Hasil Beking Situs Judi Online, PPATK Hampir Terkecoh
Praktik judi online sudah sangat meresahkan, GP Ansor dan Banser sangat mendukung Presiden Prabowo, Komdigi dan Kepolisian dalam memberantas judi online.
“Langkah Presiden udah benar, dimulai dari oknum pejabat negara yang menjadi beking ekosistem judi daring. Jika presiden instruksikan, kami Ansor Banser dan semua jajaran siap turut andil bekerjasama dengan negara untuk menumpas judi online," kata Addin kepada wartawan, Sabtu (9/11/2024).
Baca juga: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Minta Polisi yang Main Judi Online Ditindak
Hingga saat ini, GP Ansor sudah mengintruksikan kepada Rijalul Ansor (RA); salah satu sayap Ansor yang diisi oleh kyai-kyai muda untuk terus menyerukan bahaya judi online ketika membawakan pengajian di tengah masyarakat
Lebih lanjut menurut Addin, apa yang dilakukan presiden Prabowo ini merupakan langkah berani dengan melakukan pembersihan oknum-oknum pegawai di Kementerian komunikasi dan digital.
"Ini langkah berani dan tegas dari Presiden Prabowo dalam menyelamatkan rakyat yang dijerat judi Online," kata Addin.
Lain itu, GP Ansor mengusulkan untuk segera merangkul korban-korban judi online yang sudah mencapai jutaan dengan skema bantuan ekonomi. Khususnya bagi masyarakat yang memang kurang mampu secara ekonomi. Hal ini dianggap Addin sebagai bentuk pemulihan terhadap masyarakat bawah pasca dijerat Judi Online.
Data riset Alvara Reserach September 2024, penduduk Indonesia yang pernah menyentuh judi online mencapai 4,5 persen, setara dengan kurang lebih 12 juta jiwa yang tersebar di seluruh Indonesia.
PPTAK melansir data transaksi judi online terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2021, transaksi judi online mencapai Rp57,91 triliun, 2022 mencapai Rp104,42 triliun, 2023 mencapai Rp327,05 triliun, dan paruh pertama 2024 mencapai Rp174, 56 triliun.
Meningkatnya transaksi disebabkan, jumlah minimal transaksi di bawah Rp10 ribu, sehingga anak-anak juga terlibat. Tercatat, sebanyak 80 ribu anak-anak di bawah 10 tahun pernah terlibat judi online menurut data Kemenko PMK.
Baca juga: Rekening Warga Dipinjam untuk Penampung Dana Jaringan Judi Online, Bisa Rp 21 Miliar Per Hari
Diketahui, sebanyak 11 orang oknum Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terjerat kasus dugaan penyalahgunaan wewenang blokir situs judi online.
Seluruh oknum telah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.