Ibundanya yakni bernama Pardinah, seorang ibu rumah tangga.
Semasa kecil, jenderal asal Boyolali ini hidup sederhana.
Baca juga: Brigjen TNI Purn. Junior Tumilaar, S.I.P., M.M.
Sejak kecil pula Mulyono sudah belajar bekerja keras, di mana selepas sekolah ia membantu kakeknya yang merupakan petani.
Ia diberi nama Mulyono karena mengandung arti anak yang bersifat mulia atau membawa kemuliaan.
Pendidikan
Mulyono adalah lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1983.
Sederet pendidikan militer yang pernah ditepumhnya di antaranya yakni Sesarcabif, Dik PARA, Diklapa I, Diklapa II Inf (1995), Seskoad (Lulusan Terbaik Susreg XXXVI 1999), Sesko TNI (2007), dan Lemhannas (2012).
Semasa sekolah dasar dan menengah, Mulyono menempuh pendidikan di Boyolali.
Ia pernah bersekolah di SD Negeri Cepokosawit Boyolali, SMP Negeri Sawit, dan SMA Negeri 1 Boyolali.
Perjalanan karier
Karier Jenderal Mulyono telah malang melintang di dalam kemiliteran tanah air.
Berbagai jabatan strategis di TNI AD sudah pernah diembannya.
Jenderal Mulyono tercatat pernah menjabat sebagai Danton Yonif 712/Wira Tama, Danton Yonif 713/Satya Tama, Danki Yonif 713/Satya Tama, Pasiops Yonif 713/Satya Tama, Kasiopsjar Pusdikif Bandung (1995), dan Danyonif 143/Tri Wira Eka Jaya Kodam II/Sriwijaya (1997).
Baca juga: Irjen Pol. Rudi Setiawan, S.I.K., S.H., M.H.
Selain itu, ia juga sempat menjadi Dosen Gol V/Seskoad (1999), Dandim 0901/Samarinda (2000), Danrem 061/Surya Kencana (2000), Kasrem 121/Alambhana Wanawai, Asops Kaskostrad (2006), Danmentar Akmil Magelang (2009), dan Danrem 032/Wirabraja (2009).
Karier Mulyono makin moncer setelah ia didapuk sebagai Wadansecapa TNI AD pada tahun 2011.
Di tahun tersebut, Mulyono berhasil pecah bintang menjadi Brigjen dan menjabat sebagai Dirlat Kodiklat TNI AD.