Laporan Wartawan Tribunnews.com, Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Suara obrolan khas ibu-ibu menggaung di sebuah rumah sederhana di kawasan Baturetno, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Walaupun tertutup rapatnya masker, namun riuh jenakanya nyaring terdengar.
Jari-jemari mereka tampak lihai, ada yang memasukkan ayam suwir yang sudah diracik sedemikian rupa dengan bumbu pilihan ke dalam nasi aron yang dipadatkan.
Ada juga ibu-ibu lainnya yang membungkus nasi aron isian ayam suwir tersebut dengan balutan telur dadar dan terakhir dibalut daun pisang.
Beberapa saat kemudian semerbak gurih menyapa, satu bungkus arem-arem panas, aroma gurih dan wangi daun pisang memenuhi ruangan.
Lantas beberapa bungkus arem-arem tersebut ada yang dibekukan di dalam mesin pendingin, dan dikemas dalam plastik, kemudian melewati proses vacuum.
Rupanya jajanan pasar khas Indonesia tersebut kemudian ‘disulap’ menjadi makanan beku (frozen food).
“Sebenarnya ini produk pandemi, ini hasil inovasi saya untuk mempertahankan usaha saya, juga agar makanan arem-arem ini bisa dinikmati pembeli dari luar kota yogyakarta," ujar Weeta, pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Weeta Cookies, dikonfirmasi Tribunnews, Sabtu (9/11/2024)?
Naik Kelas Lewat Yuk Tukoni
Weeta Cookies termasuk satu di antara Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergabung menjadi mitra Yuk Tukoni.
Yuk Tukoni adalah marketplace yang mendapatkan penghargaan 11th SATU Indonesia Awards dari PT Astra Internasional Tbk, menjual banyak produk UMKM kuliner lokal.
Baca juga: Bincang SATU Indonesia Awards 2024, Astra Inspirasi Anak Muda Kendari Berkarya untuk Masyarakat
Weeta pemilik Weeta Cookies, mengatakan bergabung dengan Yuk Tukoni sekitar pertengahan 2021.
“Setelah bergabung menjadi mitra Yuk Tukoni, rupa produk saya naik kelas, awalnya hanya dibungkus plastik saja terus di-vacuum, ternyata hal itu tidak cukup,” lanjutnya.
Yuk Tukoni mengarahkannya untuk terus memperbaiki baik kemasan hingga kualitas.
Termasuk menyertakan komposisi makanan hingga cara penyajiannya.
“Terus produk saya difoto dan dibantu promosi lewat Yuk Tukoni, ini membantu sekali memperluas pasar,” imbuh Weeta.
Hingga kini konsumennya bukan hanya di kawasan Yogyakarta saja, bahkan tersebar hingga ke luar kota, termasuk Jakarta.
Seperti diketahui Weeta Cookies menjual aneka jajanan pasar hingga camilan, termasuk dijual lewat marketplace Yuk Tukoni.
Weeta Cookies memproduksi sebanyak 12 item jajanan pasar, selain arem-arem, juga memproduksi lemet, sosis Solo, mendut, lemper goreng, risol saus mayo, dan masih banyak lagi.
Semangat Yuk Tukoni Berbuat Baik pada UMKM Kuliner Lokal
Marketplace Yuk Tukoni ini lahir dari kreativitas serta panggilan jiwa Revo Suladasha dan rekannya, Eri Kuncoro.
Semangat Revo dan Eri adalah untuk membantu UMKM kuliner lokal tetap eksis dan menghasilkan pendapatan tengah bayang-bayang pandemi Covid-19.
Awalnya lewat social movement, mengumpulkan kenalan membentuk grup WhatsApp dan Instagram, kemudian mengajak orang-orang tersebut untuk belanja makanan di pedagang kecil.
"Mereka membeli di pedagang kecil yang kala itu digempur pandemi, mereka tidak memiliki penghasilan lainnya selain dagang makanan," kata Revo kepada Tribunnews.com, Minggu (10/11/2024).
Revo pun merekrut kurir lokal dan mulai melayani orderan lewat pengantaran dengan radius 10 kilometer (Km).
Dan dengan latar belakang di dunia kreatif dan Food and Beverage (F&B) membuat Revo semakin mantab mengembangkan Yuk Tukoni.
Berawal dari gerakan sosial, Yuk Tukoni makin berkembang dengan mempersolek produk kuliner pedagang kecil menjadi makanan beku.
Revo mengatakan tujuannya agar produk kuliner lokal itu akan aman dikirimkan ke luar kota, sehingga memanjakan lidah pelanggan di luar kota.
Bukan Sekadar Bisnis
Semangat membantu UMKM Kuliner Lokal mengantarkan Yuk Tukoni mendapat penghargaan 11th SATU Indonesia Awards dari PT Astra Internasional Tbk.
Revo dan Eri didaulat menjadi salah satu tokoh inspiratif di bidang kewirausahaan untuk kategori khusus ”Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi.”
"Yuk Tukoni ini bukan hanya sekadar bisnis semata, namun ada gerakan yang terus digaungkan untuk mengembangkan produk kuliner produksi lokal," kata pria yang dikenal pengusaha yang menginisiasi Sentrum Space, juga Kolektif Collaboration Space.
Dijelaskannya, berbagai produk kuliner yang dijajakan di Yuk Tukoni di-treatment sedemikian rupa untuk meningkatkan skala bisnis.
Seperti dalam hal pengemasan hingga desain.
Perlakuan Yuk Tukoni inilah sampai membuat produk pangan lokal dapat dipasarkan hingga ke luar negeri.
“Fluktuasi bisnis tentu ada, namun kami terus menyiapkan treatment khusus untuk penjualan,” ujar Revo Suladasha, kepada Tribunnews, Rabu (22/12/2021).
Terus berkembang, Yuk Tukoni pun terbantu lewat gerai offline di Jl. K.H. Muhdi No.140, Nayan, Maguwoharjo, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, DIY.
1.800 Produk Kuliner Lokal Terjual Perbulan
Sampai kini, Yuk Tukoni memiliki mitra sebanyak 60 UMKM kuliner lokal, tersebar di Yogyakarta, Madiun, Semarang, dan kawasan Jawa Tengah lainnya.
Mulai dari kuliner lokal rumahan hingga yang sudah legendaris, khususnya di Yogyakarta.
Di antaranya Mangut Lele Mbok Marto Ijoyo, Jadah Tempe Mbah Carik, Mie Ayam Tumini, bahkan Cilok Gajahan.
Ada juga kuliner lokas khas lainnya yakni Lumpia Samijaya, Gudeg Wijilan Bu Lies, Sate Samirono hingga Oseng Mercon Bu Narti.
Yuk Tukoni sudah menjual 1.800 produk kuliner lokal melalui platformnya, perbulan.
Bahkan saat high season pernah harus melayani pengiriman hingga 2.000 paket kuliner, lanjut Revo.
Untuk pelanggan kini sebanyak 50-60 persen dari total pemesanan berasal dari ibukota.
Sementara terkait penjualan Yuk Tukoni tersedia di berbagai platform, Instagram, WhatsApp, serta marketplace lainnya.
Tangkas Bergerak Memangkas Jarak
Yuk Tukoni terus berinovasi guna menjaga antusias pelanggan, lewat berbagai program andalan.
Program-program tersebut yakni Beli Dagangan Langganan (BDL), Pawon Tukoni, Bundling Hemat Tetap Nikmat, Program Reguler Mitra dan lainnya.
BDL misalnya, salah satu program Yuk Tukoni, di mana setiap bulannya Yuk Tukoni akan memilih satu produk kuliner yang potensial menjadi langganan banyak orang.
"Contohnya BDL bulan Mei itu Mie Ayam Pak Amin, setelah jadi BDL produk mie ayam tersebut kami kemas ulang dan kami beli untuk dibagikan ke kolega," kata Revo.
Selanjutnya Mie Ayam Pak Amin akan dibantu untuk meningkatkan penjualannya.
Yuk Tukoni juga menjual paket - paket produk kuliner.
Dalam satu paket berisi tujuh makanan, di dalamnya ada juga produk kuliner legendaris Yogyakarta, dan satu paketnya tersebut dijual Rp100 ribu.
Untuk pengiriman di wilayah Yogyakarta dan Sleman, konsumen hanya perlu mengirimkan alamat dengan share location melalui WhatsApp.
Biayanya untuk 0 - 10 kilometer (Km) Rp10 ribu, sedangkan setelah 10 km dihitung Rp2.000 per Km.
Yuk Tukoni juga melayani pengiriman sameday delivery, dengan coverage area Jakarta, Bodetabek, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Surabaya.
"Kita punya channel juga namanya Mang Jastip, itu ketika konsumen ingin beli produk lokal yang belum masuk di showcase-nya Yuk Tukoni, nah bisa dititipkan dalam pengiriman," ujarnya.
Berawal dari niat baik dan dikembangkan dengan cara sederhana, Yuk Tukoni membuktikan dapat meraup omzet hingga ratusan juga.
Revo menjelaskan bahkan marketplacenya tersebut pernah meraup omzet Rp 150 juta sampai Rp190 juta.
Tujuan besar Yuk Tukoni
Revo menyebut produk lokal Indonesia memiliki nilai jual yang tinggi.
Yuk Tukoni sendiri berusaha menampilkan dan menawarkan produk kuliner yang memiliki uniqe selling point, sehingga membedakan dari produk satu dengan yang lainnya.
Dan kini pasar terbesarnya di luar Yogyakarta, yakni Jakarta, Bandung, Solo, dan Surabaya.
“Saya yakin produk-produk lokal di Indonesia ini unik dan bisa eksis bahkan di ranah internasional, asal memenuhi syarat-syarat termasuk skala produksinya stabil untuk memenuhi permintaan konsumen juga standarisasinya harus mulai benar,” ungkap pria 38tahun itu.
Tujuan besar Yuk Tukoni adalah menjadi inkubator bagi UMKM-UMKM lokal.
Dirinya dan tim terus 'mengencangkan ikat pinggang' untuk mempertahankan Yuk Tukoni dan terus berguna bagi kemajuan UMKM kuliner lokal.
“Pelaku UMKM sendiri itu mereka butuh ruang untuk berkeluh kesah untuk berbagi cerita tentang perjalanan usahanya, kami ingin Yuk Tukoni ke depan bisa menjadi rumah UMKM Indonesia, nggak hanya menjualkan saja tapi kita bisa terus menjadi wadah untuk membantu usaha mereka berkembang,” tutup Revo.
Hingga akhirnya Revo dan Eri menjadi satu di antara generasi muda Indonesia yang dianggap Astra telah ikut serta mendukung pengembangan berkelanjutan di bidang kewirausahaan.
Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan bahwa generasi muda memang sudah semestinya memiliki kontribusi dalam memajukan Indonesia.
"Sejak dulu hingga sekarang generasi muda Indonesia senantiasa memiliki peran yang penting dalam kemamuan Indonesia. Oleh sebab itu, selama 15 tahun Astra terus mengapresiasi anak muda Indonesia yang semangat dalam berkontribusi untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Marilah bersama kita terus sebarkan inspirasi dan tetap semangat menciptakan solusi berkelanjutan untuk hari ini dan masa depan Indonesia," tutur Djony Bunarto Tjondro.
(*)