Artinya, sopir truk tidak menggunakan engine break secara maksimal saat kecelakaan beruntun terjadi.
"Setelah kita cek kendaraan tronton, kita cek perseneling ada di gigi 4. Artinya dengan turunan seperti ini, pengemudi tidak menggunakan engine break secara maksimal," ujar Aan.
Berdasarkan temuan sementara, Kakorlantas menyebut kondisi truk diduga kuat gagal melakukan pengereman alias rem blong.
"Kemungkinan sopir tak bisa melakukan pengereman atau bisa dikatakan rem blong," ucapnya.
Meski demikian, pihaknya masih akan menyelidiki lebih lanjut terkait penyebab pasti tabrakan beruntun tersebut.
"Kita belum bisa menyimpulkan secara pasti tabrakan diakibatkan kelalaian sopir atau bukan, nanti kita selidiki besok saat olah TKP," katanya
"Tapi hasil penyelidikan sementara, faktanya seperti itu, perseneling tinggi artinya di 4 termasuk tinggi, engine break tidak maksimal," ucapnya.
Berdasarkan video yang viral, tampak truk bermuatan kardus tersebut melaju kencang dari lajur jalan sebelah kanan.
Lalu, di saat yang bersamaan, tampak banyak mobil berhenti karena ada perlambatan arus lalu lintas.
Tiba-tiba, truk besar berwarna biru langsung menabrak minibus berwarna silver yang tengah berhenti akibat kemacetan dan beberapa mobil lainnya.
Minibus berwarna silver itu langsung terpelanting dan memutar ke sisi lajur kiri jalan.
Akibat kejadian tersebut mobil-mobil bertumpukan hingga ada yang keluar jalur akibat kecelakaan beruntun tersebut.
Terlihat ada satu mobil yang ringsek dan keluar jalur arah berlawanan.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Jules Abraham Abast, menyatakan muatan truk cukup berat sehingga menabrak sejumlah kendaraan di depannya.
"Informasi yang saya terima penyebab awal dugaan sementara ada salah satu truk mengalami rem blong, rem tidak berfungsi secara benar," ujarnya.
Diketahui dalam kecelakaan tersebut 28 orang menjadi korban dengan rincian 1 orang anak meninggal dunia, 3 luka berat, dan 24 luka ringan. (Tribunnews.com/ reynas/ tribunjabar.id/Ahya Nurdin)