TRIBUNNEWS.COM - Dr. (H.C.) Drs. H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si. adalah Menteri Koordinator atau Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat di Kabinet Merah Putih era Prabowo-Gibran.
Abdul Muhaimin Iskandar lebih dikenal dengan nama Muhaimin Iskandar atau Cak Imin atau Gus Imin
Cak Imin sebelumnya menduduki jabatan sebagai pimpinan MPR dari Partai Kebakitan Bangsa (PKB).
Bahkan Cak Imin juga dikenal sebagai calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.
Lebih lama lagi, ternyata Cak Imin juga seorang politikus yang pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dilansir Tribunnewswiki.
Kader NU ini membangun karier politiknya mulai dari menjadi aktivis, pengurus partai, anggota dewan, hingga menjadi menteri.
Cak Imin mengawali karier politik di era reformasi saat dirinya bersama para senior NU termasuk Abdurrahman Wahid mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di tahun 1998.
Muhaimin Iskandar lalu terpilih sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB.
Satu tahun kemudian, keponakan Gus Dur ini terpilih menjadi Anggota DPR RI dari PKB.
Cak Imin juga dipercaya sebagai ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa.
Bahkan Cak Imin dipercaya sebagai Wakil Ketua DPR RI (1999–2004).
Baca juga: Cerita Mahasiswa S2 Paramadina yang Teliti Langkah Cak Imin Sebagai Cawapres RI
Keluarga
Muhaimin Iskandar lahir dari keluarga pesantren yang kental dengan tradisi NU.
Ayah Cak Imin adalah Muhammad Iskandar yang merupakan seorang tokoh dihormati di kalangan Nahdliyin.
Ayah Cak Imin diketahui merupakan alumni Pesantren Lirboyo Kediri dan berasal dari Mojokerto.
Sementara ibunya yaitu Muhassonah Iskandar, yang juga merupakan bagian dari keluarga yang berpengaruh.
Cak Imin merupakan anak keempat dari enam saudara dan adik dari Abdul Halim Iskandar, mantan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Pria kelahiran 24 September 1966 tersebut juga merupakan cicit dari pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama, KH. Bisri Syansuri, dan pendiri pondok pesantren Denanyar, Jombang dari garis keturunan ibunya.
Muhaimin Iskandar merupakan keponakan Gus Dur atau Abdurrahman Wahid, yang merupakan Presiden ke-4 Indonesia.
Iamengenal Gus Dur sebagai guru dan pedagang kacang sedangkan Gus Dur pernah mengajarinya bermain sepak bola, seperti dikutip dari Wikipedia.
Dengan latar belakang keluarga yang religius membuat politisi kelahiran Jombang ini memiliki pondasi kuat dalam memahami nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Untuk diketahui, Muhaimin Iskandar menikah dengan Hj. Rustini.
Pernikahan keduanya dikarunia 3 anak, yaitu Mega Safira, Rahma Arifa, dan Egalita Az-zahra.
Baca juga: Dukungan Anies-Cak Imin ke Tom Lembong Tersangka Dugaan Korupsi Impor Gula
Pendidikan
Muhaimin Iskandar menempuh pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama sederajat di madrasah di kampung halamannya.
Berikut adalah rincian pendidikan yang pernah ditempuh oleh Cak Imin:
- SD , Mambaul Ma'arif Denanyar Jombangg Tahun: - 1976
- SMP , Mambaul Ma;arif Denanyar Jombang Tahun: - 1982
- SMA , MAN I Yogyakarta Tahun: - 1985
- S1 Fisip, UGM Yogyakarta Tahun: - 1991
- S2 manjemen Komunikasi, Universitas Indonesia. Tahun: - 2001
Sepak Terjang
Muhaimin muda sangat aktif baik di UGM maupun organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia menjadi aktivis yang melawan otoritarianisme dan sentralisasi.
Mengutip laman resmi DPR Muhaimin muda saat berkuliah tercatat sebagai:
- PMII Cabang Yogyakarta , Sebagai: Ketua Umum . Tahun: 1991 - 1997
- Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM), Sebagai: Anggota Badan. Tahun: 1990 -
- PMII UGM Yogyakarta, Sebagai: Ketua Umum . Tahun: 1990 - 1991
- PMII UGM, Sebagai: Ketua Korp Mahasiswa Fisipol. Tahun: 1988
- DPP PKB:
- Ketua Umum: 2014 - Sekarang
- Ketua Umum: 2005 - 2010
- Sekretaris Jenderal: 2004 - 2005
- Ketua Dewan Tanfidziah: 2002 - 2007
- Sekretaris Jenderal: 1992 - 2002
Karier
Sebelum dia terjun ke dunia politik, Muhaimin bekerja di beberapa organisasi.
Setelah menyelesaikan studinya, ia pindah ke Jakarta dan bekerja di Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKiS) sebagai sekretaris, Lembaga Pendapat Umum (yang didirikan oleh Gus Dur) sebagai kepala divisi penelitian.
Ia juga aktif dalam Forum Demokrasi yang kerap mengkritik keras terhadap Presiden Soeharto.
Ia kemudian bersama Eros Djarot mendirikan tabloid Detik, di mana ia menjabat sebagai kepala penelitian dan pengembangan hingga publikasinya dikecam.
Cak Imin pun sempat bekerja di Helen Keller International.
Simak inilah detail rekam jejak Cak Imin:
- Wakil Ketua DPR Tahun 2019-2024
- Wakil Ketua MPR Tahun 2018-2019
- Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Ke 25 Tahun 2009-2014
- Wakil Ketua DPR Tahun 2004 - 2009
- Anggota DPR Tahun 1999 - 2004
- LPU Jakarta, Sebagai: Kepala Divisi Penelitian Tahun 1992 - 1994
- Staf Pengajar Pesantren Denanyar Jombang Tahun 1980 - 1983
- Helen Keller Internasional Jakarta Tahun: - 1998
- Sekretaris Yayasan Semesta Ciganjur, Tahun: -
- Ketua FPKB DPR, Tahun: - 1999
- LKSI (Lembaga kajian Islam & Sosial) Yogya Tahun - 1989
- Tabloid Detik, Sebagai: Ka. Lembaga Peneliti dan Pengembangan Tahun: - 1994
Karya
Inilah beberapa buku yang pernah ditulis oleh Muhaimin Iskandar:
- Melampaui Demokrasi; Merawat Bangsa dengan Visi Ulama (Klik.R, Yogyakarta, 2006)
- Momentum Untuk Bangkit, Percikan Pemikiran Ekonomi, Politik dan Kebangsaan (LKiS, 2009)
- Melanjutkan Pemikiran dan Perjuangan Gus Dur (LKiS, 2010)
- Intoleransi, Diskriminasi dan Politik Multikulturalisme (LKiS Yogyakarta)
- Visioning indonesia (LP3ES,2022)
Harta Kekayaan
Dikutip dari Kompas, menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelanggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 31 Desember 2022, Muhaimin tercatat punya kekayaan senilai Rp 27,2 miliar.
Dikutip dari situs resmi e-LHKPN KPK, Muhaimin memiliki 5 bidang tanah dan bangunan dengan nilai total Rp 24,7 miliar. Perinciannya yakni:
- Tanah seluas 386 m2 di Kota Jakarta Selatan hasil sendiri senilai Rp 3,1 miliar
- Tanah dan bangunan seluas 723 m2/400 m2 di Kota Jakarta Selatan hasil sendiri senilai Rp 5,8 miliar
- Tanah dan bangunan seluas 1070 m2/500 m2 di Kota Jakarta Selatan hasil sendiri senilai Rp 9 miliar
- Tanah dan bangunan seluas 300 m2/200 m2 di Kota Jakarta Selatan hasil sendiri senilai Rp 2,5 miliar
- Tanah seluas 595 m2 di Kota Jakarta Selatan hasil sendiri senilai Rp 4,3 miliar
Muhaimin juga punya dua unit kendaraan, masing-masing motor dan mobil, dengan total nilai Rp 259 juta, yaitu:
- Motor Piaggio tahun 2007 hasil sendiri seharga Rp 9 juta
- Mobil Toyota Alphard tahun 2009 warisan seharga Rp 250 juta
Selain itu, Muhaimin tercatat memilik harta bergerak lainnya sebesar Rp 171,5 juta, lalu kas dan setara kas senilai Rp 2,1 miliar.
Dengan perincian tersebut, total harta kekayaan Muhaimin sebesar Rp 27.280.500.000.
Jumlah ini naik sekitar Rp 1,2 miliar dibandingkan harta yang dilaporkan Muhaimin pada tahun 2020 sebesar Rp 26 miliar. Sementara, pada tahun 2019, kekayaan Wakil Ketua DPR RI itu sebesar Rp 14,1 miliar.
(Tribunnews.com/Ika Wahyuningsih)