News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Irjen. Pol. Purn. Dr. Benny Jozua Mamoto, S.H., M.Si.

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irjen. Pol. Purn. Dr. Benny Jozua Mamoto, S.H., M.Si.

TRIBUNNEWS.COM - Inspektur Jenderal Polisi Purnawirawan atau Irjen. Pol. Purn. Dr. Benny Jozua Mamoto, S.H., M.Si. adalah Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

Irjen. Pol. Purn. Dr. Benny Jozua Mamoto, S.H., M.Si. juga dikenal dengan nama Benny Mamoto.

Benny Mamoto adalah seorang purnawirawan Jenderal Polri Indonesia.

Benny Jozua Mamoto berhasil mencapai jenjang kepangkatan Inspektur Jenderal (Irjen) atau jenderal bintang dua di institusi Bhayangkara.

Pria yang menjabat sebagai Ketua Harian Kompolnas sejak Agustus 2020 lalu ini lahir pada 7 Juni 1957.

Irjen Pol. Purn. Benny Mamoto diketahui menganut agama Kristen.

Pendidikan

Benny Mamoto merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) atau dulu masih Pendidikan AKABRI Kepolisian tahun 1977.

Benny juga mengenyam pendidikan S-1 di Fakultas Hukum Unversitas Krisnadwipayana (1992).

Baca juga: Calon Dewas KPK Benny Mamoto Usul OTT KPK Diatur dalam Aturan Khusus

Setelah lulus, ia melanjutkan studi S-2 Kajian Ilmu Kepolisian Umiversitas Indonesia (2002).

Tak berhenti di situ, setelah lulus S-2, jenderal bintang 2 ini menempuh pendidikan S-3 Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia.

Nama lengkap Benny jika dengan gelarnya yaitu Irjen. Pol. Purn. Dr. Benny Josua Mamoto, S.H., M.Si.

Karier

Masa dinas Benny Mamoto di dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu dari tahun 1977 dan pensiun pada tahun 2013.

Selama kariernya, Benny Mamoto banyak ditugaskan di bidang reserse.

Benny Mamoto pernah menjadi penyidik Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri serta terlibat dalam operasi penggerebakan dan penyidikan terduga teroris di tanah air.

Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Unit I/Keamanan negara-Separatis, Dit I Bareskrim Polri (2001), Wakil Direktur II/Ekonomi & Khusus Bareskrim Polri (2006), dan Wakil Sekretaris NCB-Interpol Indonesia (2007- 2009).

Pada 2009, Benny kemudian mengemban jabatan sebagai Direktur Badan Narkotika Nasional (BNN).

Setelah itu, pada 2012, ia mengemban amanat untuk menjabat sebagai Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional atau BNN.

Benny pensiun sebagai Deputi Pemberantasan Narkotka BNN pada tahun 2013.

Benny Mamoto juga dikenal sebagai dosen.

Pensiunan Jenderal Bintang Dua ini merupakan pengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan Universitas Indonesia.

Sosok Benny Mamoto pun pernah menjadi Dewan Pakar Hoegeng Awards 2022.

Selain itu, dia juga pernah terjun ke dunia politik dan bertarung di Pilgub Sulut.

Namun, Benny Mamoto tak terpilih.

Tanda Jasa

Tanda jasa yang pernah diraih oleh Benny Mamoto adalah:

  • Satyalancana Kesetiaan 8 tahun
  • Satyalancana Kesetiaan 16 tahun
  • Satyalancana Kesetiaan 24 tahun
  • Bintang Bhayangkara Nararya
  • Bintang Bhayangkara Nararya (Prestasi)

Harta Kekayaan

Irjen. Pol. Purn. Dr. Benny Jozua Mamoto, S.H., M.Si. (KOMPAS images/KRISTIANTO PURNOMO)

Harta kekayaan Benny Jozua Mamoto yang tercatat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 1 Oktober 2024, menunjukkan ragam aset dengan nilai total Rp6.710.422.500 setelah dikurangi utang sebesar Rp13.766.000.000.

Benny Mamoto mengumpulkan asetnya dari tanah, bangunan, alat transportasi, surat berharga, hingga kas.

Tanah dan bangunan menjadi komponen terbesar dengan nilai Rp16.798.072.500.

Sebagian besar aset ini diperoleh dari hasil sendiri, sementara sisanya merupakan warisan.

Properti terbesar berupa tanah seluas 3890 meter persegi di Bogor dengan nilai Rp2.388.460.000, dan sebuah tanah seluas 1000 meter persegi dengan nilai Rp2.925.000.000 juga turut menonjol sebagai aset warisan.

Selain properti, Benny juga memiliki satu unit mobil Hyundai Stargazer keluaran 2023 senilai Rp209.000.000.

Di kategori harta bergerak lainnya, nilainya mencapai Rp1.000.000.000. 

Surat berharga yang ia miliki bernilai Rp2.000.650.000. Untuk kas dan setara kas, jumlah yang dilaporkan mencapai Rp168.700.000.

Terakhir, terdapat harta lainnya senilai Rp300.000.000 yang turut menambah total kekayaannya.

Secara rinci, berikut adalah daftar harta Benny Jozua Mamoto:

1. Tanah dan Bangunan: Rp16.798.072.500

– Tanah dan bangunan 523 m⊃2;/35 m⊃2;: Rp1.547.450.000 (warisan)

Tanah 33 m⊃2;: Rp96.525.000 (hasil sendiri)

Tanah 54 m⊃2;: Rp157.950.000 (hasil sendiri)

Tanah 120 m⊃2;: Rp351.000.000 (hasil sendiri)

Tanah 51,5 m⊃2;: Rp150.637.500 (hasil sendiri)

Tanah 306 m⊃2;: Rp895.050.000 (hasil sendiri)

Tanah 900 m⊃2;: Rp2.632.500.000 (warisan)

Tanah 1000 m⊃2;: Rp2.925.000.000 (warisan)

Tanah 325 m⊃2;: Rp950.625.000 (hasil sendiri)

Tanah 200 m⊃2;: Rp585.000.000 (hasil sendiri)

Tanah 245 m⊃2;: Rp716.625.000 (hasil sendiri)

Tanah 500 m⊃2;: Rp1.462.500.000 (hasil sendiri)

Tanah dan bangunan 800 m⊃2;/600 m⊃2; di Minahasa Selatan: Rp1.500.000.000 (warisan)

Tanah 3890 m⊃2; di Bogor: Rp2.388.460.000 (warisan)

Tanah 150 m⊃2; di Bogor: Rp438.750.000 (hasil sendiri)

2. Alat Transportasi dan Mesin: Rp209.000.000

– Mobil Hyundai Stargazer 2023: Rp209.000.000 (hasil sendiri)

3. Harta Bergerak Lainnya: Rp1.000.000.000

4. Surat Berharga: Rp2.000.650.000

5. Kas dan Setara Kas: Rp168.700.000

6. Harta Lainnya: Rp300.000.000

Jumlah total harta ini menyisakan nilai bersih Rp6.710.422.500 setelah memperhitungkan utang sebesar Rp13.766.000.000.

Benny Mamoto dan Kasus Ferdy Sambo

Sosok Benny Mamoto sempat menjadi buah bibir dalam kasus Ferdy Sambo.

Dilansir Kompas, Benny Mamoto mengutarakan soal kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J viral di media sosial Twitter.

Dalam potongan video yang diunggah seorang warganet dari tayangan Kompas TV, Benny menyebutkan bahwa tidak ada yang janggal di kasus penembakan Brigadir J.

Saat itu, Benny mengaku sudah turun langsung mendengarkan keterangan dari tim penyidik di Polres Jakarta Selatan terkait ini.

Dari hasil penelusurannya, kasus ini disebut Benny memang berawal dari pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap PC, istri Ferdy Sambo, di kediaman Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Saat itu, kata Benny, Brigadir J masuk ke kamar PC hingga membuatnya berteriak.

Richard Eliezer atau Bharada E yang juga berada di rumah tersebut mendengar teriakan PC dari lantai 2. Dia hendak turun untuk mengecek, namun disambut todongan senjata Brigadir J.

Kronologi ini sama dengan yang disampaikan pihak kepolisian pada awal terungkapnya kasus ini.

Benny juga sempat menjelaskan bahwa 7 peluru Brigadir J meleset karena sedang dalam kondisi panik.

Sementara, 5 bidikan Bharada E seluruhnya mengenai tubuh Brigadir J karena berada di tangga yang posisi lebih tinggi.

Benny juga mengatakan bahwa tidak ada luka sayatan di tubuh Brigadir J, yang ada hanya luka bekas terserempet peluru.

Dia pun membantah bahwa jari Brigadir J putus, melainkan "hanya" terluka. Lalu, terkait kabar yang menyebutkan luka-luka lebam di tubuh Brigadir J, Benny kala itu memastikan, tidak ada aksi pemukulan sebelum kematian Yosua.

Sementara, terkait kasus yang baru diungkap 3 hari pascakejadian atau Senin (11/7/2022), Benny senada dengan polisi yang berdalih bahwa pada tanggal 9 dan 10 Juli umat Islam tengah merayakan Idul Adha.

Oleh karenanya, kala itu dia menyebutkan, tak ada kejanggalan dalam kasus ini.

Pernyataan Benny itu disampaikan di awal terungkapnya kematian Yosua.

Namun, warganet tetap mengkritik Benny mengingat pernyataannya tak sejalan dengan fakta terkini kasus tersebut.

Benny pun telah angkat bicara terkait pernyataan kontroversialnya.

Namun begitu, publik tetap ramai-ramai mengkritiknya. Atas pernyataan Benny itu, Kompolnas bahkan dianggap sekadar juru bicara polisi.

(Tribunnews.com/Ika Wahyuningsih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini