Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Dede Yusuf, memberikan tanggapan terkait adanya 500 perceraian yang cerai akibat beda pilihan dalam Pemilu.
Dalam wawancara di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (21/11/2024), Dede menegaskan bahwa Pemilu tidak seharusnya menjadi alasan utama untuk perceraian.
"Jadi kalau ada yang cerai karena pemilu, menurut saya jangan-jangan dulunya sudah selingkuh satu sama lain. Kita tidak tahu,” ujarnya.
“Artinya, punya masalah sendiri yang kebetulan pas dengan adanya pemilu ini bisa saja konflik itu menegang atau membesar," ia menambahkan.
Dede menjelaskan perbedaan politik dalam Pemilu bisa saja memperburuk kondisi hubungan yang sudah ada, namun itu bukan penyebab utama perceraian.
Dia juga menyoroti pentingnya melihat permasalahan pernikahan secara lebih menyeluruh, bukan hanya dari sisi politik semata.
"Pemilu jangan dijadikan alasan untuk segera pergi ke KUA," tambah Dede.
Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam sambutannya pada Musyawarah Nasional (Munas) BP4 pada Rabu (20/11/2024) mengungkapkan bahwa ada provinsi yang mencatatkan 500 perceraian akibat perbedaan pilihan politik.
Menteri Agama tersebut juga menekankan pentingnya kajian lebih lanjut mengenai data perceraian yang meningkat.
“Perceraian karena politik juga besar. Ada satu provinsi, terjadi 500 perceraian gara-gara politik. Suaminya milih si A, istrinya milih si B, cerai. Begitu rapuhnya sebuah perkawinan," ujar Nasaruddin.