Laporan Wartawan Tribunnews.com Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital, Angga Raka Prabowo menilai kesenjangan talenta digital di Indonesia saat ini masih cukup tinggi.
“Kami masih menemukan kesenjangan antara ketersediaan dengan kebutuhan talenta digital di Indonesia. Hingga tahun 2030, proyeksi untuk menutup kesenjangan ini membutuhkan 3 juta talenta digital,” ujarnya dalam keterangan, Kamis (21/11/2024).
Di sinilah, menurutnya, peran Kementerian Komdigi untuk melakukan percepatan pengembangan talenta digital untuk memperkecil dan menutup gap ini.
Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Digital (BPPTIK Komdigi) didukung Privy menggelar pelatihan keamanan siber bagi mahasiswa bertajuk Solo Digital Talent 2024 di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/11/2024).
Kegiatan ini diikuti 139 mahasiswa dari empat kampus di Solo yakni Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), UIN Raden Mas Said Surakarta dan Universitas Pignatelli Triputra (Upitra).
Baca juga: Platform Teknologi Ini Sediakan Pendidikan Digital di Sekolah Minim Akses Internet
Pelatihan ini mendapat dukungan dan perhatian langsung dari Mangkunegara X, Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo (Gusti Bhre).
Wamen Angga mengatakan, kerjasama antara Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK Komdigi), Mangkunegaran dan Privy merupakan salah satu bentuk percepatan pengembangan talenta digital.
Selain itu, juga menjadi pendorong utama dalam memberdayakan komunitas lokal untuk aktif berkontribusi dalam era digital yang terus berkembang.
Co-Founder & CTO Privy, Guritno Adi Saputra mengatakan, pihaknya memahami pertumbuhan pesat ekonomi digital Indonesia membutuhkan dukungan dari sumber daya manusia yang unggul dan inovatif.
Pihaknya berkepentingan untuk mendukung lahirnya talenta-talenta digital berkualitas.
“Kami sangat mendukung inisiatif seperti Solo Digital Talent ini sebagai langkah penting untuk menciptakan lebih banyak sumber daya manusia berkualitas berbasis digital di Indonesia,” ujar Guritno.
Lebih jauh Guritno mengatakan, hingga kini Privy telah memverifikasi lebih dari 50 juta pengguna dan dipercaya oleh lebih dari 3.000 perusahaan terkemuka.
Namun demikian, bukan angka pencapaian itu yang penting, tetapi merupakan sebuah kebanggan meraih sukses dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan bertalenta digital.
Guritno juga mendorong para peserta untuk terus memgembangkan diri dan wawasan pengetahuan agar siap menghadapi era ekonomi digital yang semakin kompetitif.