TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyoroti fenomena di Pilkada Jawa Tengah 2024.
Berdasarkan sejumlah hasil hitung sejumlah lembaga survei calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diusung PDIP di Jawa Tengah mengalami kekalahan.
Megawati menyinggung terjadi pembungkaman dan dugaan pengerahan aparat serta alat negara yang masif di Pilkada termasuk di Jawa Tengah.
Berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas, pasangan cagub-cawagub nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang diusung KIM Plus unggul dengan perolehan 59,30 persen. Presiden ke-7 RI Presiden Jokowi juga terang-terangan mendukung Ahmad Luthfi.
Sedangkan cagub-cawagub nomor urut 1 yang diusung PDIP, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi) hanya meraih 40,70 persen suara.
Berdasarkan hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI), paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin meraih 59,38 persen suara, sementara Andika Perkasa-Hendrar Prihadi 40,62 persen.
Kekalahan sementara Andika Perkasa-Hendrar Prihadi cukup mengejutkan.
Pasalnya Andika-Hendi didukung PDIP di "kandang banteng" atau di provinsi dengan pemilih PDIP terbesar di Pemilu 2024.
Respons Megawati
Megawati menyebut adanya upaya dari kekuatan tertentu yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan kontestasi Pilkada lewat penggunaan alat-alat negara.
Bahkan, kata Megawati, hal itu dilakukan sampai mengancam demokrasi.
Presiden Kelima RI pun menyebut, penggunaan alat-alat negara nampak di beberapa wilayah yang diamati terus menerus seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, hingga Sulawesi Utara dan berbagai provinsi lainnya.
Megawati pun mencontohkan di Jawa Tengah, ia mendapatkan laporan betapa masifnya penggunaan penjabat kepala daerah, hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral.
Presiden Kelima RI ini mengaku sangat mengenal baik Jawa Tengah, sebagai persemaian gagasan nasionalisme dan patriotisme.