Pernyataan berikutnya dilontarkan oleh anggota Komisi I DPR RI F-PDIP Yulius Setiarto.
Secara pribadi, Yulius mendukung langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan bergabung dengan BRICS.
Baca juga: Minat Indonesia Gabung BRICS Jadi Langkah Strategis Pertama Politik Luar Negeri Prabowo
Namun dia mengingatkan Indonesia harus tetap berpegang dengan ideologi bangsa, bukan hanya mempertimbangkan untung dan rugi.
"Kita tidak bisa terikat, hanya kita punya relasi yang lebih dahulu dengan blBarat misalnya. Lalu pertimbangan untung rugi juga mesti dipertimbangkan tidak semata-mata soal ekonomi tetapi juga soal ideologi bangsa, soal prinsip yang dipegang bangsa Indonesia," ujarnya.
Menanggi pernyataan soal BRICS itu, Menlu Sugiono mengungkapkan keinginan bergabungnya Indonesia ke BRICS jauh sebelum Prabowo Subianto dilantik menjadi Presiden RI.
"Perlu saya sampaikan bahwa keinginan bergabung di dalam BRICS sudah dicetuskan jauh sebelum pak Prabowo waktu itu menjadi presiden karena dianggap ada manfaat yang bisa kita ambil," kata Sugiono.
Sugiono juga menjelaskan mekanisme suatu negara untuk diterima menjadi anggota BRICS.
"Pertama kita menyampaikan intension kita untuk bergabung dengan BRICS yang kemudian akan dicatat sebagai negara tertarik, dari situ nanti dibahas BRICSA member menjadi prospective members kemudian nanti ada tahapannya lagi invited members dan kemudian berikutnya member state," ucapnya.
Sugiono menambahkan, saat dirinya menghadiri KTT BRICS beberapa waktu lalu, anggota BRICS menyambut baik keinginan Indonesia bergabung dengan forum ekonomi tersebut.