Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) sebagai langkah konkret dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.
Peluncuran ini dilakukan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji di Desa Mulyasari, Karawang, Kamis (5/12/2024).
Program GENTING merupakan gerakan bantuan bagi keluarga berisiko stunting melalui keterlibatan berbagai pihak sebagai orang tua asuh.
Mereka berasal dari unsur pemerintah, BUMN, BUMD, swasta, perguruan tinggi, individu, hingga komunitas.
Melalui program ini, pemerintah menargetkan intervensi kepada 1 juta anak Indonesia yang tergolong dalam Keluarga Risiko Stunting (KRS).
"Hari ini, secara langsung dan daring, program GENTING diluncurkan serentak di 32 provinsi, termasuk Papua, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, dan Sumatera. Program ini bertujuan mendukung 1 juta anak Indonesia," kata Wihaji.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Indonesia masih berada di angka 21,5 persen, dengan 8,7 juta KRS.
Angka ini ditargetkan turun menjadi 18 persen pada 2025.
Adapun dalam pidatonya, Wihaji menegaskan bahwa program ini tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
GENTING sepenuhnya didukung oleh kolaborasi multi-pihak, termasuk dukungan dari United Nations Population Fund (UNFPA).
"Program ini adalah gerakan yang melibatkan banyak pihak secara gotong royong. Negara hadir, tapi tanpa menggunakan APBN. Kita bersinergi bersama," jelasnya.
Program ini juga mengedepankan metode berbasis data yang terintegrasi (by name, by address), memastikan bantuan tepat sasaran kepada anak-anak yang membutuhkan.
"Kekuatan program ini ada pada data. Kami pastikan siapa yang menjadi anak asuh dan siapa yang menjadi orang tua asuh, semua jelas," jelas Wihaji.
Dukungan Gizi dan Edukasi
Melalui GENTING, keluarga dengan balita berisiko stunting akan mendapatkan bantuan gizi, layanan kesehatan, serta edukasi untuk pemberdayaan keluarga.
Langkah ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas hidup anak-anak dan mengurangi risiko stunting secara signifikan.
Wihaji optimis program ini dapat mencapai targetnya lebih cepat dari lima tahun yang direncanakan.
"Hari ini saja, dalam sehari, sudah ada 11.298 anak yang terdata. Kami yakin, insya Allah, target ini akan tercapai lebih cepat," jelasnya.