Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan tengah melakukan revitalisasi terhadap kompleks Candi Muaro Jambi, Jambi.
Kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara ini dikabarkan bakal rampung pada Desember 2024 mendatang.
Baca juga: Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon: AMI Awards Jadi Ajang Membangun Ekosistem Musik
Menteri Kebudayaan (Menbud), Faldi Zon mengatakan, pembangunan fisik dari revitalisasi Candi Muaro Jambi akan selesai dalam waktu dekat.
Hal itu disampaikan Fadli Zon saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
"Pembangunan fisiknya itu saya kira akan selesai di akhir Desember ini," kata Fadli Zon.
Menteri Fadli juga mengatakan, nantinya akan ada museum yang dibangun di area kompleks Candi Muaro Jambi.
Meski begitu, Fadli mengungkapkan sejumlah kendala yang didapati saat melakukan revitalisasi kompleks Candi tersebut.
Mulai dari anggaran, luar kompleks Candi yang mencapai 4.000 hektar hingga masih adanya aktivitas pertambangan dan tanaman sawit.
Padahal, menurutnya, kompleks Candi Muaro Jambi merupakan aset Cagar Budaya yang harus bebas dari kegiatan pertambangan.
"Memang ada beberapa kendala karena itu cukup besar. Arealnya itu sekitar 4.000 hektare. Tapi juga ada di sekitar itu, paling tidak di 12 situs Candi itu, di sekelilingnya itu masih ada penambangan-penambangan batubara yang stockpile. Dan sekarang juga untuk kelapa sawit. (Bakal) ditertibkan, karena itu masuk wilayah cagar budaya," terang Fadli.
Sebagai informasi, Stockpile adalah tempat penyimpanan sementara batubara yang digunakan sebagai penyangga antara pengiriman dan produksi batubara.
Dia mengaku akan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri hingga aparat penegak hukum serta pihak-pihak terkait untuk mensterilkan kawasan kompleks Candi Muaro Jambi dari aktivitas tambang dan sawit.
"Itu penting karena itu bagian dari kelestarian. Jadi nanti situs itu, saya kira ke depannya kita lihat, kita kaji, mungkin bisa menjadi satu Badan Layanan Umum (BLU) sendiri nantinya. Karena itu akan menjadi satu situs yang besar," kata Faldi.
"Itu kan abad ke-6 menurut para ahli, antara abad ke-6 sampai abad ke-13. Ya, kemungkinan besar pada masa itu (Kerajaan Sriwijaya). Bahkan itu boleh dibilang sebagai satu pusat studi atau universitasnya mungkin di masa lalu," jelasnya.