Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI, Sudjatmiko, meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memodifikasi cuaca untuk mengantisipasi dampak hujan intensitas tinggi dan bahaya longsor.
Menurut Sudjatmiko, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) jadi salah satu upaya inovatif yang bisa menyelamatkan banyak wilayah dari potensi kerugian lebih besar akibat bencana hidrometeorologi.
Baca juga: Rute Tujuan Mudik Gratis Naik Bus Libur Nataru 2024/2025 dari Kemenhub, Ini Jadwal Keberangkatannya
"Teknologi modifikasi cuaca sangat penting untuk mitigasi bencana, terutama dalam menghadapi ancaman hujan ekstrem di musim penghujan. Ini adalah langkah nyata yang harus didukung oleh semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat," ujar Sudjatmiko kepada wartawan, Selasa (10/12/2024).
Politisi PKB itu menyebut TMC bertujuan mengalihkan hujan ke kawasan yang lebih aman dan mengurangi intensitas curah hujan di daerah perkotaan yang rawan banjir.
Selain upaya teknis, Sudjatmiko meminta penguatan serta edukasi masyarakat agar program ini berjalan efektif.
Menurutnya, harus ada koordinasi antara BMKG, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta TNI Angkatan Udara (AU).
"BMKG, BPPT, dan TNI AU harus bekerja sama dengan pemerintah daerah agar dampak bencana dapat diminimalkan tidak hanya fokus pada TMC, tapi juga edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan penanggulangan bencana," katanya.
Baca juga: Nataru, Keselamatan Berwisata dan Mudik Gratis Kurang Tepat Sasaran
Menurutnya, program TMC selama ini juga telah dilakukan di beberapa wilayah prioritas seperti Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Sudjatmiko mendorong pemerintah pusat segera memastikan alokasi anggaran yang cukup untuk mendukung keberlanjutan program ini.
"Kita tidak bisa hanya reaktif setelah bencana terjadi. Perencanaan anggaran untuk mitigasi bencana seperti TMC harus menjadi prioritas. Jangan sampai infrastruktur rusak parah dan korban jiwa terus bertambah karena kurangnya antisipasi," ucap Sudjatmiko.
Puncak Musim Hujan di Momen Nataru
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa puncak musim hujan terjadi saat momen liburan Natal dam Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.
Puncak musim hujan terjadi di sebagian wilayah Sumatra dan Jawa.
Hal itu disampaikannya pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, Rabu (4/12/2024).