"Enam tahun saya nyari kamu, tanpa saya sadari ke mana saya nyari orang yang bisa mengerti, entah hati saya gimana, jatuh di sini, dek. Saya enggak senang orang lemah. Kakak kan perjuangan kakak, ya Allah, hanya hidup sendiri, berjuang sendiri, nekat gara-gara hal sepele. Kakak mau nekat lagi? Bisa gak aku minta jangan nekat? Tobat lah. Nyawa saya saya kasih kakak, biar tahu bahwa kakak itu berarti bagi dunia ini. Saya bukan mengarang, buktiin kalau saya bohong. Kapanpun kamu ketemu saya kamu bisa bunuh saya."
"Tapi ku mohon, jangan kamu buat dirimu yang tidak-tidak. Bingung kenapa saya ngomong gini, kamu kira saya modus sama kayak cowok-cowok yang lain. Buktinya dia (cowok lain) ngerusak kamu. Saya langsung to the point, biar kamu tidak bilang saya ngerusak. Walaupun kita berdua di kamar, saya tidak bisa apa-apa, saya masih dimandiin mama, saya bukan sama kayak cowok-cowok yang lain, karena cowok-cowok itu hanya manfaatin kamu. Dari mana saya tahu? Itu pikiran."
"Kamu mau berubah atau tidak. Kalau kamu tidak mau berubah, saya pergi. Tapi kalau kamu mau berubah, saya akan tetap di sini dengan mengasih tahu bagaimana cara kesuksesan kamu," demikian kalimat Agus Buntung kepada salah satu korbannya.
Terkait rekaman suara itu, Agus Buntung mengakui bahwa itu adalah dia.
Kendati demikian, Agus Buntung menjelaskan bahwa perkataan itu adalah untuk memotivasi korban, bukan berniat untuk mengelabuhinya.
"Itu memang betul suara saya, tetapi tidak saya bermaksud untuk memanipulasi atau merubah pikiran, itu sudah jelas saya memberi semangat," terang Agus Buntung.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Agus Buntung Mengakui Rekaman Suara yang Beredar Benar Dirinya 'Itu Motivasi Bukan Manipulasi' dan WartaKotalive.com dengan judul Agus Buntung Buka Suara Soal Tudingan Ilmu Hitam, Berani Bersumpah di Hadapan Banyak Orang
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunLombok.com/Laelatunniam)(WartaKotaLive.com/Desy Selviany)