News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Libur Natal dan Tahun Baru 2025

Pemerintah Diminta Serius Antisipasi Kemacetan hingga Lonjakan Penumpang Jelang Libur Nataru

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kemacetan - Anggota Komisi V Fraksi PKB DPR RI Syafiuddin, meminta pemerintah melakukan antisipasi tiga hal utama dalam menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, yaitu kemacetan, lonjakan penumpang, dan cuaca ekstrem. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V Fraksi PKB DPR RI Syafiuddin, meminta pemerintah melakukan antisipasi tiga hal utama dalam menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, yaitu kemacetan, lonjakan penumpang, dan cuaca ekstrem.

Sehingga masyarakat bisa melakukan liburan dengan aman.

Baca juga: Ada Hari Kejepit, Pemerintah Pastikan Tak Ada Tambahan Cuti Bersama saat Libur Nataru

Syafiuddin mengatakan, yang pertama perlu diantisipasi adalah kemacetan. 

Kepadatan lalu lintas tidak bisa dihindari setiap liburan Natal dan tahun baru. 

Sebab, banyak masyarakat pulang kampung, berwisata, dan berkunjung ke rumah saudara, dan aktivitas lainnya.

Maka, volume kendaraan meningkat di jalanan. Jalan utama dan ruas jalan tol menjadi padat. 

Untuk itu, dibutuhkan berbagai langkah itu mengantisipasi kemacetan.

Misalnya, dengan melakukan rekayasa lalu lintas, pengoperasian jalan tol secara fungsional di beberapa ruas, dan perluasan lajur tol.

"Antisipasi kemacetan harus segera dilakukan, sehingga tidak ada penumpukan kendaraan pada saat Nataru," kata Syafiuddin, kepada wartawan Rabu (18/12/2024).

Baca juga: Aturan Angkutan Barang di Jalan Tol dan Non-Tol selama Nataru 2024/2025

Menurut data Korlantas Polri, terdapat lebih dari 700 titik rawan kecelakaan dan kemacetan.

Titik rawan kemacetan dan kecelakaan di jalan tol, di antaranya ruas Batang–Semarang dan Japek Selatan, dan Ngawi–Surabaya. 

Kemudian terdapat titik lelah yang menjadi black spot. Setidaknya ada empat titik lelah di jalan tol yang telah dideteksi. 

Antisipasi selanjutnya, kata Syafiuddin, dilakukan untuk menghadapi lonjakan penumpang. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini