Adi mengatakan ada tiga faktor yang membuat sebuah partai berpotensi menjadi besar yaitu adanya figur tokoh, ceruk pemilih, dan networking atau jaringan politik.
Menurutnya, hal itu dimiliki oleh Jokowi.
"Kalau Pak Jokowi bikin partai politik yang baru akan sekuat seperti yang dibayangkan hari ini di mana Jokowi dengan approval rating tinggi, tingkat kesukaan yang tinggi, memiliki wakil presiden Gibran, itu bisa menjadi lokomotif menjadi pendatang di (Pemilu) 2029 dan itu adalah partainya Pak Jokowi," jelasnya.
Jokowi Gabung Partai Wujud Penurunan Kualitas
Hal senada juga disampaikan oleh pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Charta Politik Indonesia, Yunarto Wijaya.
Yunarto langsung lugas mengatakan agar Jokowi tidak masuk ke Partai Gerindra lantaran adanya Prabowo sebagai ketua umum.
Pasalnya, kata Yunarto, ditakutkan adanya 'matahari kembar' di tubuh Partai Gerindra ketika Jokowi dan Prabowo berada dalam satu partai.
Selain itu, dia juga menilai jika Jokowi masuk ke Gerindra, maka mantan Gubernur DKI Jakarta itu hanya akan menjadi 'orang kedua' setelah Prabowo.
"Menurut saya, pilihan yang paling tepat (Jokowi tidak masuk) Gerindra karena di situ ada Pak Prabowo."
"Tidak nyaman pasti konstituen atau pemimpin besar ada dua 'matahari kembar'. Biar bagaimanapun, meski Pak Jokowi mantan Presiden, maka hanya menjadi orang kedua," tuturnya dalam program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Rabu (11/12/2024).
Yunarto pun menyarankan kepada Jokowi jika memang dia perlu untuk kembali masuk dalam kancah politik nasional, maka wajib mendirikan parpol sendiri.
Yunarto mengatakan jika Jokowi hanya bergabung ke salah satu parpol yang sudah berdiri terlebih dahulu, maka dianggap olehnya sebagai penurunan kualitasnya sebagai mantan orang nomor satu di Indonesia.
"Katakanlah jika Pak Jokowi merasa perlu untuk berpartai, menurut saya paling tepat Pak Jokowi membuat partai sendiri. Karena kita melihat dari sosok SBY, Megawati, dan Pak Prabowo yang mereka masing-masing menjadi presiden."
"Jangan terus levelnya nemplok kemudian menjadi anggota partai atau ketua partai tertentu. Dia harus mengembangkan ideologi, visi-misinya, dan pola dia bernegara dari nol dari sebuah partai," katanya.
Yunarto mengungkapkan perlunya Jokowi mendirikan parpol sendiri demi memantapkan legacy dirinya sebagai orang yang pernah menjabat sebagai Presiden RI.