Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Panitia Haul ke-15 Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengatakan dalam peringatan wafatnya Gus Dur tahun mengangkat tema ‘Menajamkan Nurani untuk Membela yang Lemah’.
Yenny kemudian menyinggung data dari Amnesti Internasional yang menyebut ada 116 kasus penganiayaan yang dilakukan aparat kepolisian sepanjang 2024.
Hal ini menurutnya harus dijadikan keprihatinan bersama dan menekankan bahwa tindakan itu tidak boleh diterima.
"Tentu menjadi perhatian kita semua dan kita memberikan penekanan bahwa hal-hal semacam ini tidak boleh diterima," kata Yenny Wahid dalam konferensi pers di acara Haul ke-15 Gus Dur di Pondok Pesantren Ciganjur, Jalan Warungsilah Nomor 10 Ciganjur, Jagakarsa Jakarta Selatan, Sabtu (21/12/2023) malam.
Baca juga: Haul Gus Dur ke-14, Yenny Wahid: Ganjar-Mahfud Paling Dekat dengan Nilai yang Diwariskan Gus Dur
Ia mengatakan, belakangan terjadi tindakan intimidasi dan penganiayaan bahkan extra-judicial killing atau unlawful killing atau pembunuhan yang dilakukan aparat negara di luar putusan pengadilan.
Misalnya kasus anak SMA yang tewas ditembak polisi tanpa melalui proses peradilan.
Melalui haul Gus Dur kali ini, Yenny Wahid menyebut akan ada penguatan pesan bahwa mereka yang mendapat hak istimewa semestinya berada bersama rakyat, bukan justru berseberangan.
Baca juga: Haul Gus Dur ke-14 Gaungkan Amanat Ciganjur untuk Capres-cawapres, Ini Isinya
"Banyak sekali terjadi tindakan intimidasi penganiayaan bahkan extrajudicial killing yang dilakukan aparat kepolisian misalnya," kata Yenny.
Yenny pun menyatakan, satu ciri dari kepemimpinan Gus Dur adalah selalu berada di sisi masyarakat yang lemah atau dilemahkan.
"Hal macam ini tidak boleh dibenarkan, kita menginginkan agar masyarakat bisa dilindungi terutama mereka yang lemah karena salah satu ciri dari kepemimpinan Gus Dur adalah selalu ada untuk mereka yang lemah atau dilemahkan," kata Yenny.