Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) menargetkan pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) 400-500 ribu orang pada 2025.
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengatakan, harapan ini tidak cukup realistis karena ketika instansi masih berbentuk badan, penyaluran PMI ke negara-negara yang membutuhkan mencapai angka 287 ribu orang.
Hal ini disampaikan Karding usai melantik 33 pejabat baru di lingkungan Kementerian P2MI di Auditorium KH Abdurrahman Wahid, Kantor Kementerian P2MI, Pancoran, Jakarta, Senin (23/12/2024).
“Kita nggak muluk-muluk, kalau kemarin 287.000 kalau bisa di angka 400.000 sampai 500.000 sudah top,” kata Karding.
Adapun ratusan ribu PMI itu ditargetkan dikirim ke 100 negara tujuan.
Baca juga: Kementerian P2MI: Penempatan Pekerja Migran di Korea Selatan masih Pakai Aturan Lama
Namun ada 6 negara jadi prioritas distribusi yang meliputi Hong Kong, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Malaysia.
“100 negara tujuan, di Malaysia, Hongkong, Taiwan kemudian juga Singapura, Jepang, Korea, enam (negara prioritas),” ucapnya.
Selain pelayanan, ketika pembekalan dan keberangkatan PMI, Kementerian P2MI, kata Karding, juga akan mengupayakan pemberdayaan para PMI yang pulang ke tanah air.
Baca juga: Bertemu Menteri P2MI, Pengurus APJATI Paparkan 6 Fokus Program Kerja ke Depan
Misalnya dengan melaksanakan pelatihan menyambungkan rantai produsen ke pasar, serta melatih para pekerja migran yang pulang dengan kemampuan manajemen keuangan dan bisnis.
“Banyak hal yang bisa kita lakukan, pelatihan menyambungkan produk ke pasar modal dan mencoba melatih manajemen keuangan dan bisnis,” pungkasnya.