News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Profil Firli Bahuri, Eks Ketua KPK yang Lamban Urusi Kasus Harun Masiku, Mantan Polisi

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Profil Firli Bahuri, mantan Ketua KPK dinilai lambat urusi kasus Harun Masiku.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah profil Firli Bahuri, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang lamban urusi kasus Harun Masiku yang ternyata pensiunan polisi.

Saat ini, nama Firli Bahuri kembali menjadi sorotan.

Mantan Ketua KPK ini disebut-sebut telat atau lamban mengurusi kasus yang menyeret Harun Masiku dan Hasto Kristiyanto.

Lantas, siapa Firli Bahuri sebenarnya ?

Simak inilah profil Firli Bahuri mantan Ketua KPK yang dinilai lambat dalam menangani kasus yang menjerat Harun Masiku dan Hasto Kristiyanto:

Firli Bahuri adalah mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Komjen Firli Bahuri lahir di Lontar, Muara Jaya, Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan, pada 8 November 1963.

Firli Bahuri memiliki istri yang bernama Ardina Safitri dan menganut agama Islam.

Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang bernama Rizqa Agustin Ananda Putri dan Rizqi Arfiananda Dhira Putra.

Mantan Ketua KPK ini memiliki nama lengkap Komisaris Jenderal Polisi (Purnawirawan) Doktorandus atau Komjen Pol. Purn. Drs. Firli Bahuri, M.Si

Firli Baguri merupakan adalah pensiunan perwira tinggi (Pati) Polri.

Baca juga: Ubah Gaya Kepemimpinan Firli Bahuri, KPK Kembalikan Metode Pengumuman Tersangka

Sebelum masa pensiunnya sebagai Pati Polri 2021 lalu, Firli Bahuri memiliki jabatan terakhir sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri.

Polisi jenderal bintang 3 juga sempat menduduki posisi sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatra Selatan (Sumsel) ketika dirinya berdinas di Polri.

Di tahun 2019, Firli Bahuri berhasil terpilih menjadi Ketua KPK periode 2019 hingga 2023.

Firli Bahuri mulai menjadi pembicaraan setelah namanya ikut terseret dalam dugaan kasus korupsi pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo atau SYL.

Firli Bahuri pun sudah ditetapkan sebagai tersangka sejak 22 November 2023.

Namun, kasus yang menjerat mantan Ketua KPK tersebut tak kunjung tuntas hingga saat ini.

Firli Bahuri disangkakan melanggar melanggar Pasal 12 e dan atau Pasal 12 B dan atau Pasal 11 UU Tipikor juncto Pasal 65 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman penjara seumur hidup dalam kasus tersebut.

Pendidikan

Firli Bahuri merupakan lulusan Akademi Kepolisian atau Akpol 1990.

Firli Bahuri ternyata satu angkatan dengan Komjen Pol. Drs. H. Tomsi Tohir, M.Si ketika diirnya dulu di Akpol.

Purnawirawan polisi ini pun sempat menekuni pendidikan Seba Polri pada 1986.

Dalam pendidikan umumnya, Firli tercatat pernah menempuh pendidikan di SDN Lonta Muara Jaya OKU (975), SMP Bhakti Pengandonan OKU (1979), SMAN 3 Palembang (1982), dan S-2 Kajian Ilmum Kepolisian di Universitas Indonesia (2000).

Sementara itu, sederet pendidikan kepolisian yang pernah ditempuh Firli Bahuri di antaranya PTIK (1997), Sespim (2004), Lemhannas PPSA (2017), Sebasa Hankam (1991), LAN Resum (1993), Sebasa Polri (1997), Hostage Negotiation (2002), dan Assessment Reskrim (2011).

Nama lengkap berikut dengan gelarnya yakni Komjen Pol. (Purn.) Drs. Firli Bahuri, M.Si.

Sementara riwayat kepangkatannya yakni sebagai berikut; Letnan Dua Polisi (1990), Letnan Satu Polisi (1994), Kapten Polisi (1997, Komisaris Polisi (2002), Ajun Komisaris Besar Polisi (2005), Komisaris Besar Polisi (2010), Brigadir Jenderal Polisi (2016), Inspektur Jenderal Polisi (2018), dan Komisaris Jenderal (2019).

Rekam Jejak dan Karier

Komjen Pol. (Purn.) Drs. Firli Bahuri, M.Si. - Profil Firli Bahuri, Eks Ketua KPK yang Lamban Urusi Kasus Harun Masiku, Ternyata Mantan Polisi (Kolase Tribunnews/Kompas.com)

Karier Firli Bahuri telah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.

Komjen Firli Bahuri memiliki rekam jejak yang cemerlang karena pernah mengusut kasus mega korupsi.

Firli tercatat pernah mengungkap kasus mafia pajak dengan tersangka Gayus Tambunan.

Kala itu, Firli Bahuri yang masih berpangkat AKBP merupakan mantan anggota tim independen Polri mengungkap kasus mafia pajak tersebut.

Saat menjadi Kapolda NTB ini pun memimpin Polda NTB sedang menyelesaikan kasus dugaan korupsi perekrutan CPNS K2 Dompu dengan tersangka Bupati Dompu H Bambang Yasin (HBY).

Sepanjang jenjang kariernya, ia telah mengungkap ratusan kasus korupsi baik di Jawa Tengah, Banten, maupun Jakarta.

Firli Bahuri juga diketahui pernah menjabat di beberapa posisi strategis di Korps Bhayangkara.

Karier Firli Bahuri dimulai saat dirinya menjabat posisi Komandan Peleton II Sabhara Direktorat Samapta Polda Metro Jaya pada 1991.

Setelah itu, ia tercatat sempat menjabat sebagai Komandan Peleton III Sabhara Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur (1992), Kepala Unit Serse Kepolisian Sektor Kramatjati (1994), Pama Kepolisian Daerah Timor Timur (1997), Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi Kepolisian Resor Liquica (1997), Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi Kepolisian Resor Dili (1998), dan Kelompok Ahli PPTIK PTIK (1998).

Firli juga pernah menduduki posisi sebagai Kapolres Lampung Timur (2001), Kasat Reserse Kepolisian Kota Besar Bandar Lampung (2001), Wakapolres Lampung Tengah (2002), Pejabat Sementara Kepala Satuan II Direktorat Reserse Kriminal Polda Lampung (2003), Pamen Polda Metro Jaya (2004), dan Kepala Satuan III/Umum Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (2005).

Tak sampai di situk, Firli Bahuri juga sempat mengisi kursi jabatan sebagai Kapolres Kebumen (2006), Kapolres Brebes (2007), Wakapolres Metro Jakarta Pusat (2009), Penyidik Utama Tingkat III Direktorat I/Keamanan dan Transnasional Badan Reserse Kriminal Polri (2010), dan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah (2011).

Karier Komjen Firli Bahuri makin moncer setelah ia dipercaya untuk menduduki posisi sebagai Ajudan Wakil Presiden RI Boediono pada 2012.

Pada 2014, ia kemudian diangkat menjadi Wakapolda Banten.

Satu tahun kemudian, jenderal asal Ogan Komering Ulu ini ditunjuk menjabat sebagai Karopaminal Divpropam Polri.

Setelah itu, Firli dipercaya untuk menjabat sebagai Wakapolda Jawa Tengah pada 2016.

Pada 2017, ia lalu diutus oleh Kapolri saat itu Jenderal Pol Tito Karnavian untuk menduduki posisi jabatan Kapolda Nusa Tenggara Barat.

Tak berselang lama, Firli Bahuri dimutasi ke KPK sebagai Deputi Penindakan KPK pada 2018.

Pada 2019, jenderal bintang 3 ini kembali dipercaya menjadi Kapolda dengan menempati jabatan sebagai Kapolda di tanah kelahirannya yakni di Sumatera Selatan.

Di tahun yang sama, Firli Bahuri naik pangkat menjadi Komjen atau jenderal bintang 3 dan menduduki posisi sebagai Kabaharkam Polri.

Barulah setelah itu Firli dimutasi menjadi Analis Kebijakan Utama Baharkam Polri dan mengemban jabatan sebagai Ketua lembaga antirasuah alias KPK.

Harta Kekayaan

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atau LHKPN yang dilaporkan pada 22 Januari 2024/Khusus - Akhir Menjabat, harta kekayaan Firli Bahuri menyentuh angka Rp 33.828.793.361.

Dalam LHKPN tersebut, Firli Bahuri diketahui tidak memiliki utang.

Harta terbanyak ada di aset tanah dan bangunan dengan jumlah Rp 26.550.660.000.

Berikut adalah rincian harta kekayaan Firli Bahuri, dilansir e-LHKPN miliknya:

II. DATA HARTA

A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 26.550.660.000

1. Tanah dan Bangunan Seluas 317 m2/184 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp. 1.436.500.000

2. Tanah Seluas 300 m2 di KAB / KOTA KOTA BANDAR LAMPUNG , HASIL SENDIRI Rp. 412.500.000

3. Tanah Seluas 300 m2 di KAB / KOTA KOTA BANDAR LAMPUNG , HASIL SENDIRI Rp. 412.500.000

4. Tanah Seluas 300 m2 di KAB / KOTA KOTA BANDAR LAMPUNG , HASIL SENDIRI Rp. 412.500.000

5. Tanah Seluas 300 m2 di KAB / KOTA KOTA BANDAR LAMPUNG , HASIL SENDIRI Rp. 412.500.000

6. Tanah dan Bangunan Seluas 250 m2/87 m2 di KAB / KOTA BEKASI, WARISAN Rp. 2.400.000.000

7. Tanah dan Bangunan Seluas 612 m2/342 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp. 2.727.000.000

8. Tanah dan Bangunan Seluas 120 m2/360 m2 di KAB / KOTA BEKASI, HASIL SENDIRI Rp. 2.230.000.000

9. Tanah dan Bangunan Seluas 306 m2/184 m2 di KAB / KOTA KOTA BEKASI , HASIL SENDIRI Rp. 2.000.000.000

10. Tanah Seluas 2727 m2 di KAB / KOTA SUKABUMI, HASIL
SENDIRI Rp. 600.000.000

11. Tanah Seluas 532 m2 di KAB / KOTA SLEMAN, HASIL SENDIRI Rp. 1.000.160.000

12. Tanah Seluas 2052 m2 di KAB / KOTA BOGOR, HASIL SENDIRI Rp. 8.208.000.000

13. Tanah Seluas 1147 m2 di KAB / KOTA KOTA PALEMBANG ,
HASIL SENDIRI Rp. 1.300.000.000

14. Tanah Seluas 520 m2 di KAB / KOTA KOTA PALEMBANG , HASIL SENDIRI Rp. 260.000.000

15. Bangunan Seluas 166 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA
SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 2.739.000.000

B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 1.750.900.000

1. MOTOR, YAMAHA N-MAX Tahun 2016, HASIL SENDIRI Rp.
15.000.000

2. MOBIL, TOYOTA INNOVA VENTURRER 2.0 AT Tahun 2019,
HASIL SENDIRI Rp. 292.000.000

3. MOBIL, TOYOTA CAMRY 2.5 AT Tahun 2021, HASIL SENDIRI Rp.
593.900.000

4. MOBIL, TOYOTA LC 200 AT Tahun 2012, HASIL SENDIRI Rp.
850.000.000

C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. ----

D. SURAT BERHARGA Rp. ----

E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 5.527.233.361

F. HARTA LAINNYA Rp. ----

Sub Total Rp. 33.828.793.361

III. HUTANG Rp. ----

IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp 33.828.793.361

(TRIBUNNEWS/Ika Wahyuningsih/Rakli Almughni)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini