Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan soal alasan pemerintah melakukan pembatasan Perjalanan Dinas Luar Negeri (PDLN).
Menurut Prasetyo pembatasan PDLN bertujuan untuk penghematan.
"Itukan semangatnya untuk penghematan. Satu, penghematan anggaran. Kedua, ya tentunya kan kita inginnya perjalanan itu secara substantif bermanfaat gitu loh, berdampak gitu," kata Prasetyo, Minggu, (29/12/2024).
Oleh karena itu kata dia, pemerintah mengatur sedemikian rupa agar PDLN benar benar efektif dan efisien.
"Kalau enggak terlalu penting engga usah lah, konsentrasi dulu gitu loh di dalam negeri," katanya.
Prasetyo membantah bahwa pembatasan PDLN karena kebutuhan anggaran untuk program makanan bergizi gratis.
Menurutnya penghematan dilakukan bukan hanya untuk program makanan bergizi melainkan juga untuk program atau kebutuhan lain yang lebih penting.
"Ya tidak hanya itu. Sebenarnya kan kalau penghematan itu artinya APBN nanti bisa dialokasikan untuk sesuatu yang lebih penting. Kalau memang kita merasa lebih penting untuk menambah anggaran di makan bergizi ya akan kita alihkan kesana, tapi enggak otomatis juga langsung seperti itu. Hemat disini pindah kesana enggak gitu juga. Enggak," pungkasnya.
Sebelumnya Mensesneg Prasetyo Hadi mengeluarkan surat edaran soal izin perjalanan dinas luar negeri untuk menteri, pimpinan lembaga, gubernur, bupati, hingga walikota.
Dalam surat edaran bernomor B-32/M/S/LN.00/12/2024 yang diteken pada 24 Desember 2024 itu para pejabat harus mendapat izin Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan Perjalanan Dinas Luar Negeri (PDLN).
Baca juga: Istana Buat Aturan Baru, Perjalanan Dinas Luar Negeri Kementerian dan Lembaga Harus Seizin Prabowo
"PDLN dilakukan setelah mendapat izin dari Presiden RI melalui Sistem lnformasi Perjalanan Dinas Luar Negeri di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara," bunyi Surat Edaran tersebut.