Meskipun sejak bulan lalu, Facebook sangat penasaran terkait siapa sosok yang berani mengambil penelitian internal perusahaannya.
Namun saat Francis Haugen mengakui bahwa dirinya yang melaporkan keluhan tersebut, inilah yang akhirnya membuat namanya tidak hanya disorot oleh raksasa jejaring sosial itu, namun juga dicari masyarakat dunia.
Frances Haugen memang menyampaikan keluhan terkait penelitian Facebook yang menunjukkan adanya 'penguatan ujaran kebencian, informasi yang salah dan kerusuhan politik', namun perusahaan itu ternyata menyembunyikan apa yang telah mereka ketahui.
Sebuah keluhan lainnya menuduh bahwa platform Instagram yang diakuisisi Facebook telah merugikan gadis remaja.
Baca juga: Layanan Down, Harga Saham Facebook Langsung Anjlok 5 Persen
Apa yang dikeluhkan Haugen ini memang belum pernah terjadi sebelumnya, karena ini adalah 'harta karun penelitian Facebook' yang ia ambil saat berhenti pada Mei lalu.
Dikutip dari CBS News, Selasa (5/10/2021), dokumen-dokumen itu muncul kali pertama pada bulan lalu di The Wall Street Journal.
Baca juga: Pakar Keamanan Siber: Gangguan Whatsapp, Facebook dan Instagram Diduga Karena Human Error
Namun pada Senin malam, Frances Haugen akhirnya mengungkapkan identitasnya untuk menjelaskan alasan mengapa dirinya menjadi pelapor Facebook.
"Hal yang saya lihat berulang kali di Facebook adalah adanya konflik kepentingan antara apa yang baik untuk publik dan apa yang baik untuk Facebook. Dan Facebook, berulang kali, memilih untuk mengoptimalkan untuk kepentingannya sendiri, seperti menghasilkan lebih banyak uang," kata Haugen, dalam wawancara blak-blakannya.
Baca juga: Facebook Down 6 Jam, Karyawan dan Kontraktor Tak Bisa Akses Alat Kerja
Haugen yang kini berusia 37 tahun itu merupakan seorang Ilmuwan Data dari Iowa, dengan gelar di bidang Teknik Komputer dan gelar master di Harvard pada bidang bisnis.
Selama 15 tahun ia juga memiliki pengalaman bekerja untuk perusahaan teknologi besar, termasuk Google dan Pinterest.
"Saya telah melihat banyak jejaring sosial, dan Facebook jauh lebih buruk dibandingkan apapun yang pernah saya lihat sebelumnya," tegas Haugen.
Ia merasa yakin dengan keputusannya untuk keluar dari Facebook, meskipun banyak orang di luar sana menginginkan posisinya atau sekadar bergabung di raksasa jejaring sosial itu.
"Bayangkan, anda tahu apa yang terjadi di dalam Facebook dan anda tidak tahu siapapun di luar sana, saya tahu seperti apa masa depan saya jika saya terus berada di dalam Facebook, orang demi orang telah mengatasi hal ini di dalam Facebook dan membumikan diri mereka sendiri," papar Haugen.
Baca juga: Facebook, Instagram, dan Whatsapp Pulih Kembali Setelah 6 Jam Tumbang
Ia kemudian menjelaskan kapan dan bagaimana dirinya bisa mengambil semua dokumen itu dari perusahaan tersebut. "Pada suatu saat di tahun 2021, saya menyadari 'Oke, saya harus melakukan ini secara sistemik'," tutur Haugen.
Francis Haugen secara diam-diam menyalin puluhan ribu halaman penelitian internal Facebook.
Dari amatannya atas halaman penelitian internal Facebook yang dia dapatkan, Francis Haugen menemukan bukti menunjukkan bahwa Facebook telah berbohong kepada publik tentang apa yang disebut 'membuat kemajuan yang signifikan' dalam melawan kebencian, kekerasan dan informasi yang salah.