"Untuk aset Bitcoin diprediksi dapat mengalami all time high baru pada akhir tahun ini, dan menciptakan rekor tertinggi baru," tutur Manda saat dihubungi, Kamis (14/10/2021).
Manda menjelaskan, harga Bitcoin pada Mei 2020 telah melewati level resisten senilai 53 ribu dolar AS atau sekitar Rp 747 juta (kurs Rp 14.100), di mana pada saat ini sudah mencapai 57 ribu dolar AS atau sekitar Rp 803 juta.
Baca juga: Miliarder George Soros Ternyata Ikutan Mengoleksi Bitcoin, tapi Jumlahnya Tidak Banyak
"Saat ini Bitcoin sedang menuju resisten lamanya di sekitar 64 ribu dolar AS (Rp 902 juta). Jika hal ini terlewati, maka BTC bisa menembus all time high-nya," ujarnya.
"Saat ini, total market cap aset kripto adalah 2,3 triliun dolar AS, kurang lebih 46,9 persen dari market cap aset kripto ada di BTC. Jika dominasi BTC semakin meningkat, hal ini akan menyebabkan kenaikan harga BTC," sambungnya.
Adapun salah satu sentimen yang menguatkan aset kripto, kata Manda, dipengaruhi supply dan demand di pasar.
"Ini bisa dipengaruhi berbagai faktor, kepercayaan masyarakat terhadap proyek aset kripto tersebut, utilitas atau kegunaannya di masa depan dan dalam kehidupan nyata, serta berbagai isu, berita maupun event yang terjadi," tuturnya.
Ia menyebut, kepercayaan menjadi salah satu kunci dari kenaikan nilai Bitcoin ke depannya.
"Bitcoin masih menjadi aset kripto acuan bagi para investor, khususnya investor pemula yang baru invest di aset kripto. Nilai Bitcoin relatif lebih stabil yang didukung market cap besar dan ditambah beberapa perusahaan terkemuka di luar Indonesia juga telah memanfaatkan Bitcoin sebagai alat pembayaran," paparnya.
Baca juga: Harga Bitcoin yang Cukup Tinggi, Sempat Jatuh Kini Makin Perkasa
Tertinggi dalam Dua Tahun ke Depan
Direktur Fidelity of Global/Macro Jurrien Timmer memprediksi, reli yang sedang berlangsung pada mata uang bitcoin dapat terus mencapai rekor tertinggi dalam dua tahun ke depan.
Melansir Business Insider, berdasarkan model penawaran dan permintaan miliknya, Timmer melihat bitcoin bisa mencapai level 100.000 dolar AS atau Rp 82,288 triliun (1 bitcoin = Rp 822,88 juta) pada tahun 2023 karena trader atau pemburu momentum mulai membeli bitcoin saat terjadinya reli baru-baru ini.
"Reli ini datang dengan sedikit kemeriahan dan tampaknya tidak didorong oleh pemburu momentum. Persentase koin yang dipegang oleh 'turis' jangka pendek turun menjadi hanya 15 persen. Ini memberi tahu saya bahwa mungkin ada ruang untuk berlari jika pemburu momentum masuk dalam waktu bersamaan," kata Timmer.
Dia menambahkan, sebagian besar harga terendah dalam bitcoin terjadi ketika koin yang dipegang oleh "turis" jangka pendek mendekati 30 persen.
Data yang dihimpun Business Insider menunjukkan, harga bitcoin naik 2 persen menjadi 56.917 dolar AS pada hari Selasa (12/10/2021). Di sepanjang Oktober, bitcoin sudah naik 31 persen di mana mata uang kripto populer itu berhasil mencapai kembali beberapa level resistensi utama.