Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM – Bitfinex, platfrom pertukaran mata uang kripto menyatakan akan menutup akses ke layanan apapun bagi pelanggan dengan basis wilayah Ontario, Kanada mulai 1 Maret 2022 mendatang.
Pengumuman ini sontak membuat pemegang saham Bitfinex asal Otario ketar-ketir. Pasalnya mulai 15 Januari 2022 kemarin, pelanggan tanpa saldo akun akan ditutup akunnya, sementara mereka yang tidak memiliki posisi terbuka di pasar pembiayaan peer-to-peer bursa akan kehilangan akses ke pasar tersebut.
Baca juga: Aplikasi Investasi Ini Memungkinkan Investor Beli Saham Global dan Aset Kripto Mulai Rp 5.000
Hal ini juga dialami pelanggan tanpa posisi margin terbuka mereka tidak akan lagi memiliki akses ke margin atau pinjaman.
Dilansir dari Coindesk, penghentian layanan di Ontario kemungkinan disinyalir karena ada hubungannya dengan regulator keuangan kawasan Ontario Securities Commission (OSC) yang baru-baru ini membatasi perdagangan pada platfrom yang menawarkan mata uang kripto seperti ByBit, Poloniex, dan Binance.
Sejauh ini belum ada penjelasan resmi terkait adanya penutupan layanan Bitfinex bagi warga Ontario.
Baca juga: Tinggalkan Meme, Gen Z Pindah Haluan Incar Saham Metaverse
Namun menurut kabar yang beredar penutupan layanan Bitfinex, karena platfrom pertukaran mata uang digital tersebut sempat menjadi target regulator AS pada Oktober lalu.
Bitfinex dan Tether didenda sebesar 42,5 juta dollar AS oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS. Hal ini lantaran keduanya dicurigai tengah memfasilitasi transaksi komoditas ritel dan kripto ilegal serta gagal mendaftar sebagai pedagang komisi berjangka (FCM).
Tak hanya itu, bahkan Letitia James selaku Jaksa Agung New York memerintahkan Bitfinex dan Tether untuk membayar denda sebesar 18,5 juta dollar AS pada Februari mendatang dan memerintahkan keduanya untuk segera menghetikan perdagangan di New York.