News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mata Uang Kripto

Waspada, Kasus Penipuan Asmara Kripto Meningkat Menjelang Perayaan Valentine

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi aset kripto. Waspada, Kasus Penipuan Asmara Kripto Meningkat Menjelang Perayaan Valentine

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) mengeluarkan peringatan terhadap kasus penipuan asmara di San Francisco Bay Area, Amerika Serikat. Penipuan asmara ini menggunakan tren terbaru dengan melibatkan cryptocurrency.

Menjelang hari Valentine, meningkatnya penipuan asmara ini berdasarkan pengaduan yang diajukan ke Pusat Pengaduan Kejahatan Internet (IC3) FBI. Penipuan asmara ini melibatkan pembuatan akun palsu yang meyakinkan investor untuk mentransfer dana dengan dalih ajakan kencan.

Pada tahun 2021, Dinas Intelejen Dan Keamanan mencatat 742 pengaduan di Distrik Utara California, melampaui 720 pengaduan di tahun 2020 dan 526 pengaduan di tahun 2019. IC3 juga menerima lebih dari 23.000 keluhan tentang kepercayaan atau asmara pada tahun 2020 dengan kerugian yang dilaporkan mencapai lebih dari 600 juta dolar AS.

Baca juga: Bamsoet Dorong Pemerintah Buat Aturan Khusus Tentang Perpajakan dan Perlindungan Konsumen Kripto

Dalam peringatannya, FBI berujar penipuan asmara saat ini akan mengajak individu mengirimkan uang untuk berinvestasi dalam aset kripto.

“FBI San Francisco telah melihat tren yang meningkat di mana scammer asmara membujuk individu untuk mengirim uang untuk berinvestasi atau memperdagangkan cryptocurrency,” sebut FBI dalam peringatannya yang dikutip dari laman cointelegraph.com, Sabtu (12/2/2022).

Penipuan asmara dimulai dengan mendapatkan kepercayaan korban yang kemudian dialihkan ke platfrom penipuan untuk alasan mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi.

Sementara scammer mengizinkan investor untuk menarik sebagian keuntungan dari perdagangan awal sebagai cara untuk membuktikan kredibilitas penipu, kemudian para korban dipaksa untuk menginvestasikan lebih banyak uang kripto.

Baca juga: Manfaatkan Popularitas Kripto, Intel Meluncurkan Chip Blockchain

Saat korban mencoba menarik dana kembali, scammers membuat alasan penarikan tidak bisa dilakukan. Korban akan diberitahu berbagai alasan seperti pajak atau biaya tambahan harus dibayar atau saldo akun minimum belum terpenuhi untuk memungkinkan penarikan. Scammers akan berhenti merespon setelah korban menolak menambahkan dana lebih banyak.

FBI merekomendasikan korban penipuan asmara untuk melaporkan kejadian ini dan menghubungi bank mereka.

Beberapa tips yang direkomendasikan oleh FBI untuk menghindari penipuan asmara termasuk tidak mengambil nasihat investasi dari interaksi online, tidak mengungkapkan informasi keuangan, menjauhi janji keuntungan yang tidak realistis dan berhati-hati dengan individu yang mengaku memiliki peluang investasi dan mendesak seseorang untuk bergerak lebih cepat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini