Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Ini adalah minggu yang menegangkan bagi mereka yang memiliki bitcoin dan cryptocurrency lainnya, karena mereka menyaksikan miliaran dolar Amerika Serikat (AS) terhapus dari nilai aset mereka.
Bitcoin yang sering disebut-sebut sebagai 'emas digital' atau 'lindung nilai terhadap inflasi' anjlok di bawah 25.500 dolar AS pada pekan ini, jauh dari rekor harga 69.000 dolar AS yang tercatat pada November 2021.
Perlu diketahui, pasar kripto yang lebih luas, yang mencakup ribuan mata uang dan token digital telah mengalami penurunan nilainya lebih dari 50 persen sejak saat itu.
Baca juga: Uang Kripto Terra Alami Hancur Lebur, Tumbang 96 Persen Hanya dalam 24 Jam
Akhir-akhir ini, orang telah 'membuang' aset spekulatif dan berisiko mereka seperti kripto, saham teknologi, dan saham di perusahaan yang masih dalam fase 'pertumbuhan' dan tidak membayar dividen.
Itu terjadi saat Federal Reserve AS dan bank sentral secara global menaikkan suku bunga secara agresif, serta menghapus stimulus virus corona (Covid-19) senilai triliunan dolar AS dalam upaya putus asa untuk menahan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade.
Dikutip dari laman www.abc.net.au, Jumat (13/5/2022), terlepas dari faktor ekonomi itu, analis mengatakan jatuhnya 'stablecoin' TerraUSD atau UST dan potensi efek penularannya merupakan alasan utama di balik aksi jual cryptocurrency pada minggu ini.
Stablecoin seperti UST, Tether, dan USDC seperti rekening bank untuk ekosistem kripto, nilainya biasanya dipatok ke mata uang fiat seperti dolar AS.
Secara teori, itu dimaksudkan untuk memiliki nilai tetap sekitar 1 dolar AS, sehingga mereka dapat menjadi penyimpan nilai yang andal, berbeda dengan volatilitas ekstrim bitcoin, ethereum dan lainnya.
Terra adalah salah satu mata uang digital paling berharga dan stabil di dunia.
Namun pada Selasa lalu, aksi jual besar-besaran terjadi karena nilai stablecoin Terra tiba-tiba 'tidak dipatok' dari dolar AS.
Nilainya terjun dari 1 dolar AS menjadi 60 sen AS, kemudian kembali anjlok pada Rabu lalu, membawa nilainya turun menjadi 20 sen AS.
Itu setara dengan 'bank run' crypto, saat orang-orang buru-buru menarik uang mereka.
Baca juga: Pasar Kripto Tertekan, Harga Bitcoin hingga Ethereum Jatuh
Lalu di mana letak kesalahannya?