Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat keuangan Ariston Tjendra menyoroti kejatuhan nilai kripto Terra Luna hingga minus sekira 96 persen dalam hitungan hari.
Padahal menurutnya, aset kripto yang mengalami penurunan nilai tidak hanya Terra Luna saja, sehingga penyebabnya menjadi pertanyaan.
"Tapi, kenapa Luna turunnya begitu dalam? Meski hampir semua turun juga kalau kita lihat grafik harganya. Penurunan Luna tidak lepas dari founder Luna token yang membeli Bitcoin sebagai reserved atau cadangan untuk menjaga UST (Stablecoin Terra USD) tetap di harga 1 dolar AS," ujarnya mengutip YouTube About Money, Senin (16/5/2022).
Baca juga: Termasuk Aset Berisiko, Kripto Bergantung Juga ke Dolar AS, Investor Diminta Tidak Salah Perhitungan
Entah kenapa, Terrafrom Labs sebagai pencipta kripto Luna memilih Bitcoin, padahal volatilitasnya cukup tinggi dan tidak bisa dijadikan pegangan.
"Mungkin mereka berpikir Bitcoin akan terus naik nilainya dari waktu ke waktu. Dengan kejatuhan Bitcoin, pemegang aset Luna mungkin juga mengalami kepanikan, sehingga terjadi aksi jual besar," kata Ariston.
Hal ini, lanjutnya, memengaruhi stabilitas UST, karena UST ini di-pack 1 dolar AS, tapi ternyata UST tidak gunakan cadangan dolar AS untuk mem-pack nilai UST terhadap dolar AS.
Baca juga: Pengamat: Kripto Luna Aset Berisiko, Ditinggal Investor saat The Fed Naikkan Suku Bunga
"Jadi, UST gunakan algoritma atau coding agar sama dengan 1 dolar AS. Dalam hal ini UST butuh Luna token, sehingga ketika UST ada di 1 dolar AS, artinya jumlah supply UST berkurang di pasar hingga membakar Luna token agar harganya balik ke 1 dolar AS," tutur dia.
Sebaliknya jika UST di bawah 1 dolar AS berarti supply-nya banyak di pasar, sehingga harus dibuang dengan cara ditukar Luna Token, dengan syarat Luna token harganya lebih tinggi dari UST.
"Ini sekarang di bawah harga UST, sehingga susah menaikkan jadi 1 dolar AS lagi atau kembali normal," pungkas Ariston.