Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Setelah melesat di atas 23.000 dolar AS pada Rabu kemarin, kini harga bitcoin kembali menunjukan pelemahan hingga nilainya anjlok di kisaran 22.000 dolar AS pada perdagangan Kamis (21/7/2022).
Menurut pantauan Coinmarketcap, harga bitcoin pada Kamis pagi ambles sebanyak 2,17 persen, penurunan ini lantas mengantarkan runtuhnya nilai BTC menyentuh ke level 22.811 dolar AS dalam 24 jam terakhir. Hal tersebut disinyalir imbas aksi jual bitcoin yang dilakukan perusahaan supercar Tesla Inc milik Elon Musk.
Hal inilah yang membuat bitcoin anjlok, terpaut jauh apabila dibandingkan dengan nilai BTC pada perdagangan Rabu (20/7/2022) dimana saat itu mata uang kripto itu dipatok sebesar 23.666 dolar AS.
Baca juga: Bitcoin Memerah, Ahli Survei Finder Prediksi BTC Bisa Jatuh ke 13.600 Dolar AS
Meski saat ini harga bitcoin tengah mengalami pelemahan, namun nilai mingguan BTC yang telah diakumulasi menunjukan bahwa harga pada pekan ini masih terbilang stabil, dimana pada Senin (18/7/2022) kemarin hingga saat ini BTC anteng bertengger di atas 22.000 dolar AS.
Apabila penurunan bitcoin di perdagangan hari ini dapat segera berhenti dan harga BTC bisa kembali bangkit menuju zona aman, maka nilainya diproyeksikan stabil selama dua minggu ke depan.
Fenomena crypto winter atau penurunan harga kripto secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang bisa segera berakhir.
“Jika harga bitcoin stabil selama dua minggu kedepan, pasar penurunan crypto yang berkepanjangan dapat berakhir secepat,” kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan pialang Oanda.
Menurut Moya seperti dikutip dari situs Time.com, kenaikan pasar saham dalam beberapa hari terakhir bisa terjadi apabila nilai dolar terus menunjukkan penurunan akibat pelonggaran kebijakan The Fed, alasan inilah yang membuat para investor mulai memperketat pasar saham. Imbas dari pengetatan ini nilai sejumlah koin cryptocurrency jadi ikut terangkat.
“Sekarang ekonomi terlihat sedikit lebih baik karena ekspektasi untuk pengetatan Fed mereda. Wall Street menikmati suasana risk-on yang positif dan ini merupakan kabar baik bagi cryptos,” tambah Moya.
Baca juga: Bitcoin Bersiap Bangkit Setelah Bertahan di 20 Ribu Dolar AS
Terlepas dari momentum positif yang telah terjadi selama beberapa hari terakhir, pasar crypto saat ini masih menderita akibat crypto winter dalam beberapa bulan terakhir. Baik Bitcoin dan Ethereum mencatatkan penurunan lebih dari 50 persen pada tahun ini. Kondisi tersebut yang membuat pasar kripto merugi.
Mengantisipasi terjadinya penurunan yang berlanjut, penasihat keuangan Amerika Serikat (AS) mengimbau agar para investor tetap waspada dan tidak mengalokasikan dana investasi ke aset bitcoin dengan nilai lebih dari 5 persen.
Ini dilakukan agar investor tidak mengalami kerugian yang mendalam. Mengingat sejarah volatilitas kripto yang terus berubah. Mesk pekan ini akumulasi Bitcoin telah meningkat, namun hal tersebut tidak menjamin adanya pembalikan jangka panjang.
Seperti diketahui, kejatuhan harga mata uang kripto disebut fenomena crypto winter atau musim dingin kripto.
Baca juga: Jangan Terkecoh Bullish, Pakar Kripto Prediksi Harga Ethereum Bisa Anjlok Ke 675 Dolar AS
Mendefinisikan frasa secara lebih harfiah, musim crypto winter adalah saat harga kripto terkontraksi dan tetap rendah untuk waktu yang lama.
Untuk mengakhiri crypto winter saat ini, bitcoin akan membutuhkan katalis baru untuk membangun kembali reputasinya dan bergerak lebih tinggi.
Di sisi lain, investor juga membutuhkan jaminan bahwa mata uang kripto itu bisa menjadi lindung nilai terhadap ketidakpastian.