Itu disebut oleh Iwan menjadikan digitalisasi terkesan tanggung.
“Bukan sesungguhnya yang purely digital. Itu dikarenakan ada gap antara yang paham teknologi dan yang tidak. Yang tidak paham tak akan benar-benar bisa masuk menggunakan tech yang advanced,” katanya.
Iwan mengatakan orang akan cenderung memilih yang familiar baginya. Kalau biasa melalui pesan instan, pasti akan belanja melalui WhatsApp.
Baca juga: Bangkitkan Ekonomi, Pelaku UMKM dan Konten Kreator Ikuti Pelatihan Pemasaran Bareng Sandiaga
Dua jarak di atas yang akhirnya membuat pendekatan pemasaran terkesan setengah-setengah.
Iwan memprediksi lima hingga 10 tahun lagi dunia digital tetap akan mengkombinasikan manusia dan teknologi.
“Bahkan bicara customer experience, ga akan mungkin bisa 100 persen machine. Nanti chaos,” ujarnya.