Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Departemen Kehakiman AS (DOJ) telah menyita lebih dari 50 ribu Bitcoin curian dari kediaman James Zhong senilai 3,36 miliar dolar AS atau sekitar Rp 52 triliun, Selasa (8/11/2022).
Ini merupakan penyitaan terbesar kedua yang dilakukan oleh DOJ. Bahkan mengungguli penyitaan dalam kasus peretasan platform Bitfinex pada 2016 silam, dimana saat itu DOJ menyita 3,6 miliar dolar AS.
Mengutip dari Reuters, puluhan Bitcoin ini disita lantaran Zhong sang pemilik mendapatkan koin digital tersebut dengan cara merentas dompet kripto pengguna lainnya di marketplace ilegal Silk Road, sebuah form dark web yang telah lama ditutup oleh Pemerintah Amerika lantaran menjual obat-obatan terlarang dengan menggunakan cryptocurrency sebagai alat pembayaran.
Karena tindakan yang dilakukan Zhong masuk dalam kategori kriminal sehingga usai mendapat hukuman maksimum 20 tahun penjara. Semua kekayaan kripto milik Zhong ikut diamankan petugas AS.
"Selama hampir 10 tahun, keberadaan sebagian besar Bitcoin yang hilang misterius ini telah menggelembung menjadi lebih dari 3,3 miliar dolar AS," ujar Jaksa AS Damian Williams.
Dalam menjalankan aksinya, agen Khusus Penanggung Jawab Tyler Hatcher, dari Internal Revenue Service mengungkap bahwa Zhong menggunakan skema canggih untuk memecah kerentanan pasar dari platform Silk Road.
Tak tanggung – tanggung untuk mensukseskan peretasan ini Zhong bahkan membuat sembilan akun penipuan di Silk Road, dimana masing-masing akun memiliki lebih dari 200 hingga 2.000 Bitcoin.
Koin-koin tersebut lantas di manfaatkan untuk menipu sistem pemrosesan di Silk Road dengan cara melakukan 140 transaksi secara beruntun, hingga dapat menarik lebih dari 50.000 Bitcoin.
Baca juga: Warga Lebanon Tambang Bitcoin untuk Beli Bahan Makanan
Semua Bitcoin ini lantas dipindahkan ke berbagai alamat dompet digital yang berada di bawah kendalinya, langkah tersebut diambil agar pihak berwenang tidak dapat melacak keberadaan Bitcoin curian tersebut.
Baca juga: Sepekan Pasca Akuisisi Twitter, Harga Dogecoin Melesat 150 Persen Mengungguli Bitcoin CS
Menurut siaran pers pengadilan Distrik Selatan New York, aksi peretasan yang dilakukan Zhong ternyata sudah mulai dilakukan sejak 2012.
Namun kasus ini baru terungkap setelah James Zhong menyerahkan diri dan mengaku bersalah pada Jumat (4/11/2022).