TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Popularitas koin kripto saat ini telah runtuh seiring bangkrutnya pertukaran cryptocurrency kondang FTX.
Bahkan, seorang pengamat sekaligus investor kripto dari Euro Pacific Capital Peter Schiff menyebut Bitcoin dan sejumlah koin kripto lainnya kini tengah berada di jurang kepunahan.
Hal itu dapat dilihat setelah Bitcoin dan sejumlah koin kripto lainnya gagal mencetak lonjakan harga selama beberapa minggu terakhir.
Baca juga: FTX Bangkrut, Sam Bankman-Fried Sempat Dijuluki Miliarder Top Kini Jadi Pecundang Kripto
"Fenomena ini lebih bahaya dari pada crypto winter. Ini adalah kepunahan kripto," sebut Schiff melalui cuitan di akun Twitternya sebagaimana yang dikutip dari The Local.
Alarm kehancuran kripto bukanlah kali pertama yang disuarakan Schiff, sebelumnya pada tahun lalu Schiff telah memproyeksikan apabila Bitcoin akan jeblok hingga harganya menjadi nol. Pernyataan tersebut dilontarkan Schiff setelah Bitcoin terus dilanda kemunduran.
Dimana selama setahun terakhir kapitalisasi pasar Bitcoin sudah merosot 64 persen, dari harga 50.000 dolar AS per koin pada tahun lalu menjadi 16.621 dolar AS pada Minggu (20/11/2022).
Menurut Coinmarketcap, penurunan serupa juga terjadi pada Ethereum yang anjlok dari harga tertingginya 4.632 dolar AS di Desember 2021 menjadi 1,196 dolar AS.
Baca juga: Dinyatakan Bangkrut, FTX Dihantui Utang 3,1 Miliar Dolar AS
"Pergerakan temporary ke 100.0000 dolar AS per koin masih mungkin, tetapi pergerakan permanen turun ke nol tidak dapat dihindari," jelas Schiff.
Dalam laporannya Schiff menjelaskan bahwa keruntuhan Bitcoin dan sederet kripto lainnya mulai terjadi setelah bursa kripto dihantam isu kebangkrutan, hal tersebut yang kemudian membuat para investor panik dan mulai ragu dengan perdagangan kripto.
Hingga akhirnya memicu aksi jual kripto massal yang kemudian membuat harga Bitcoin cs jatuh ke level terendah.
Tercatat setidaknya sudah ada sejumlah bursa yang mengalami kebangrutan disepanjang 2021, seperti perusahaan dana lindung nilai (hedge fund) kripto yang berbasis di Singapura, yakni Three Arrows Capital (3AC) yang secara resmi dinyatakan bangkrut.
Setelah gagal membayarkan utang atau default kepada broker kripto Voyager Digital senilai Rp 9,9 triliun.
Namun sayangnya tak lama dari kebangkrutan 3AC, Voyager yang menjadi kreditur juga turut dinyatakan gulung tikar karena kehabisan likuidasi.
Baca juga: Harga Bitcoin Anjlok 16.000 Dolar AS Pasca Mundurnya Binance dari Kesepakatan FTX
Menyusul yang lainnya, raksasa kripto FTX miliki Sam Bankman-Fried yang kerap dijuluki sebagai sang pahlawan dilaporkan ikut terseret hancur karena mengalami rush money atau penarikan massal.