TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa yang menyangka bahwa 1 Ethereum (ETH) telah melonjak lebih dari 4.000 kali dalam waktu delapan tahun.
ETH yang tadinya bernilai hanya 30 cent alias Rp4.600 pada 2014 sekarang telah melonjak menjadi sekitar Rp17 jutaan.
Hal ini dirasakan Chief Technology Officer (CTO) Indodax, William Sutanto, yang mengaku menemukan kembali kripto jenis ETH di akun e-mail lamanya.
Jumlah Ethereum yang ditemukan mencapai 500 koin atau setara sekitar Rp 9,8 miliar pada saat ini.
Baca juga: Pasar Kripto Cerah, Bitcoin, Ethereum dan Dogecoin Kompak Naik
Awalnya, William tidak sadar dirinya pernah membeli Ethereum.
Setelah mendengar kabar Co-Founder Ethereum, Vitalik Buterin menjual 3.000 ETH, ia iseng membuka e-mail lama yang digunakan saat awal masuk ke dunia kripto.
Saat mengecek e-mail lama, ternyata William sempat membeli presale Ethereum pada 2014 sebanyak 500 ETH yang masih tersimpan di wallet lama.
Pada saat itu, Ia membeli aset kripto itu dengan harga di kisaran Rp 2 juta saja.
"Saya sangat terkejut dan baru teringat pernah memiliki total 500 Ethereum wallet yang sudah lama tidak pernah saya buka lagi dan menghabiskan waktu berjam jam untuk membukanya," katanya yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (22/11/2022).
Menurutnya, kabar tersebut juga sebenarnya pertama kali diumumkan oleh sebuah akun Twitter bernama @lookonchain.
Akun itu menyebutkan, seorang investor bernama williamsutanto telah menerima 500 Ethereum dari proses ICO.
"Alamat yang berpartisipasi dalam ICO Ethereum bangun setelah 7,3 tahun dormansi. Dia mendapat 500 ETH dolar AS (627.024 dolar AS) dan ditransfer ke williamsutanto," tulis akun @lookonchain.
"Dikonfirmasi! Setelah membaca @VitaliKButerin jual 3.000 ETH, saya iseng memeriksa email lama. Ternyata masih ada 500 ETH presale yang belum saya klaim," jawab William.
Dengan melihat pengalamannya itu, William bilang, aset kripto bisa menjadi sebuah aset investasi masa depan.
Akan tetapi, investor perlu memilih token secara bijak dengan melakukan penelitian secara mendalam terlebih dahulu.
"Fokus pada investasi jangka panjang, mengamankan aset, memilih token dengan fundamental yang baik dan jelas sehingga bisa memprediksi masa depan kripto yang akan dibeli," ucapnya. (Rully R. Ramli/Kompas.com)