Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Direktur Eksekutif Reserve Bank of India (RBI) Ajay Kumar Choudhary mengatakan mata uang digital bank sentral (CBDC) India yang baru-baru ini diluncurkan, e-Rupee, sekarang sedang diuji untuk fungsionalitas offline.
RBI, bank sentral sekaligus badan pengawas India, meluncurkan uji coba rupee digital ke segmen grosir pada 1 November 2022, dengan melibatkan 50.000 pengguna dan 5.000 pedagang. Sekitar 134 juta dolar AS atau 1.100 crore rupee dalam 800.000 transaksi telah diselesaikan melalui CBDC pada 25 Februari 2023.
Baca juga: Pakistan Naikkan Harga BBM karena Devaluasi Mata Uang Rupee
Berdasarkan kemajuan ini, Choudhary mengatakan RBI sedang melihat fungsionalitas offline CBDC. Dia menyatakan, RBI sedang mengukur potensi CBDC untuk digunakan dalam transaksi lintas batas dan hubungan dengan sistem negara lain.
“Kami sangat menantikan partisipasi sektor swasta dan fintech di CBDC. Kami akan melihat kontribusi mereka, terutama pada transaksi CBDC offline dan lintas batas,” ujar Choudhary, yang dikutip dari Cointelegraph.
Selain itu, Choudhary mengatakan CBDC akan segera menjadi alat tukar dan membutuhkan semua fitur mata uang fisik, termasuk anonimitas.
Motivasi India dalam meluncurkan CBDC adalah untuk meningkatkan inklusi keuangan di wilayah tersebut dan menjadi ujung tombak ekonomi digital.
Baca juga: Ikuti Langkah China, India Akan Gunakan Mata Uang Rupee Dalam Perdagangan Minyak Rusia
Choudhary menambahkan, CBDC pada akhirnya akan bertindak sebagai pengganti cryptocurrency.
Pada bulan lalu, jaringan pembayaran nasional India, antarmuka pembayaran terpadu (UPI), memperluas layanannya ke Singapura. Integrasi UPI-PayNow memungkinkan warga dari India dan Singapura dapat mengirim uang dengan cepat.