Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Setelah merampungkan The Marge atau peningkatan perangkat lunak besar-besaran pada September tahun lalu, Ethereum justru terus mengalami pelemahan harga. Hingga koin kripto ini mengalami lonjakan deflasi, bahkan memimpin penurunan terbesar pada perdagangan aset digital.
Setelah enam bulan melakukan The Marge pasokan Ethereum amblas sebanyak 63.000 ETH.
Penurunan ini membuat nilai Ethereum turun ke level terendah, dari 1.963 dolar AS pada saat Ether menyelesaikan pembaruan The Merge menjadi 1.482 dolar AS pada penutupan perdagangan (Selasa/14/2023).
Sementara untuk tingkat pembakaran (burn rate) aset kripto terbesar kedua di pasar ini dilaporkan telah mencapai 1.233.000 ETH. Jumlah tersebut susut sekitar -0,45 persen hanya dalam kurun waktu sebelum terakhir
Sebelum mengalami keruntuhan, The Merge yang dilakukan Ethereum awalnya digadang – gadang dapat meningkatkan popularitas koin terbesar kedua ini di pasar digital, hingga diklaim bisa mengungguli posisi Bitcoin.
Ini lantaran pembaharuan The Merge yang telah lama ditunggu-tunggu investor dapat mempercepat proses pengurangan emisi karbonnya hampir 99,95 persen dan dapat membantu para penambang menghemat konsumsi listrik sebanyak 0,2 persen saat bank komputer mereka memproduksi token ether baru dan melakukan transaksi di blockchain.
Namun sayangnya pasca mengalami pembaharuan tersebut nilai Ether perlahan mulai mengalami penurunan. Belum diketahui secara pasti alasan mengapa koin Ether mengalami keruntuhan harga.
Baca juga: Harga Kripto Hari Ini: Bitcoin Tergelincir, Ethereum dan Token Lainnya Jatuh
Namun melansir dari Bein Crypto, harga kripto ini jatuh karena investor terbebani oleh pengetatan kebijakan moneter The Fed yang rencananya akan menaikan suku bunga acuan, untuk melawan inflasi yang tinggi.
Baca juga: Tinggalkan Ethereum, Token Shiba Inu yang Ramaikan Pasar Kripto pada 2021 Miliki Jaringan Shibarium
Kondisi tersebut kian diperparah dengan adanya kebangkrutan yang melanda sejumlah perbankan ramah kripto, alasan tersebut yang membuat para investor mulai kehilangan kepercayaan pada aset kripto dan nekat melakukan rush money hingga nilai Ethereum mengalami penurunan harga yang tajam.
Kemunduran tersebut juga memicu penyusutan pasokan Ethereum dipasar global sebanyak 40 juta dolar AS.