News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Intelijen Blockchain: Korea Utara Kantongi Kripto Curian Hingga 200 Juta Dolar AS Selama 2023

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi aset kripto

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perusahaan analisis blockchain TRM Labs mengungkap aksi pencurian kripto yang dilakukan oleh peretas asal Korea Utara selama bulan Januari hingga Juli 2023, telah tembus 200 juta dolar AS.

Menurut laporan yang dirilis TRM Labs, pemerintah Korut mempekerjakan ribuan pekerja IT yang beroperasi dari berbagai belahan dunia, termasuk di Tiongkok dan Rusia, untuk mengumpulkan pundi – pundi pendapatan agar pemerintah Korut dapat menandai sejumlah proyek dalam negeri.

Dalam prakteknya, para pekerja IT utusan pemerintah Korut akan menyusup dengan melamar pekerjaan di perusahaan-perusahaan kripto, setelah itu biasanya mereka mulai menjalankan aksi dengan melakukan perubahan kecil pada produk jaringan.

Baca juga: Ketua SEC Dikecam, Asosiasi Kripto Blockchain Tuntut Gary Gensler Agar Mundur dari Kursi Jabatan

Atau menyisipkan kode berbahaya kepada karyawan di perusahaan-perusahaan yang ditargetkan, mengingat trik seperti ini pernah terjadi dengan pengembang Axis Infinity, Sky Mavis.

Perampokan kripto yang sukses itu, membuat Badan keamanan Barat dan perusahaan keamanan siber menggambarkan pencurian kripto Korea Utara sebagai serangan siber berbasis antar negara tercanggih.

“Dalam serangan Atomic Wallet, para penjahat siber menguras dompet pengguna dari aset di tujuh rantai blok, termasuk Ethereum dan Bitcoin, menukar token-token tersebut melalui pertukaran terdesentralisasi, dan kemudian mencuci uang melalui teknik-teknik yang berbeda, termasuk pencampur transaksi,” ujar TRM Labs dikutip dari Decrypt

Lebih lanjut peretasan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Korut, sejak tahun 2014 Korut dilaporkan telah memulai aktivitas serangan siber dengan mencuri informasi di lembaga pertahanan, sistem kesehatan, dan area lainnya di berbagai negara.

Kemudian di tahun 2017 hingga 2021, Lazarus Group, kelompok peretasan yang dikendalikan oleh Biro Umum Pengintaian, biro intelijen utama Korea Utara diketahui kembali melancar aksi hingga berhasil mengumpulkan 170 juta kepemilikan cryptocurrency.

Tak sampai disitu saja pada tahun 202, Korut kembali menerapkan strategi baru dengan memanfaatkan teknik umpan phishing, eksploitasi kode, malware, dan rekayasa sosial tingkat lanjut untuk menyedot dana dari dompet ‘panas' hingga keuntungan Korut tembus 1 miliar dolar AS.

Korea Utara tidak menanggapi pertanyaan media terkait isu peretasan ini, namun menurut informasi yang beredar semua dana yang dicuri dilaporkan digunakan Presiden Korut, Kim Jong Un untuk menopang perekonomian Korea Utara serta mendanai program senjata nuklirnya yang telah disanksi PBB.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini