Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – TikTok telah mendefinisikan ulang lanskap belanja online selama beberapa waktu.
Akhir-akhir ini, perusahaan tersebut berupaya melampaui perannya sebagai platform media sosial.
Baru-baru ini, platform berbagi video pendek itu dikabarkan sedang menguji coba fitur e-niaga inovatif yang bertujuan mengubah setiap video menjadi pengalaman berbelanja yang potensial.
Baca juga: Kebijakan soal TikTok Shop Terindikasi Maladministrasi, Ombudsman Rencana Panggil 3 Kementerian
Inti dari fitur ini terletak pada kemampuannya mendeteksi objek dalam video secara otomatis. Pemirsa kemudian diminta untuk menjelajahi “item serupa di Toko TikTok”, menghubungkan mereka ke berbagai produk pilihan.
Perkembangan ini merupakan bagian dari strategi TikTok yang lebih luas untuk menggabungkan kenyamanan platform seperti Amazon dengan sifat media sosial yang interaktif dan berorientasi pada penemuan.
Penerimaan awal terhadap TikTok Shop beragam. Di satu sisi, usaha kecil mengalami lonjakan penjualan, terutama selama musim liburan, berkat upaya promosi TikTok seperti pengiriman gratis dan diskon. Hiruk pikuk belanja pada November lalu, yang meliputi Black Friday dan Cyber Monday telah menarik lebih dari 5 juta pelanggan baru.
Meski begitu, tantangan masih tetap ada. Pengguna telah menyampaikan kekhawatirannya mengenai masuknya produk palsu dan banyaknya konten promosi, yang menurut sebagian orang melemahkan nilai hiburan platform tersebut.
Nantinya fitur baru TikTok berupaya mengatasi masalah tersebut dengan mengintegrasikan tautan produk secara halus ke dalam postingan pengguna reguler, yang bertujuan untuk pengalaman belanja yang lebih nyaman dan tidak terlalu mengganggu.