News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Startup Nggak Bisa Bakar Duit Lagi, Investor Mulai Cari Untung'

Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk cepat dikenal masyarakat, startup memilih jalan promosi dengan istilah "bakar duit" untuk memberikan promo bagi user atau pengguna, sekaligus menambah pengguna aplikasi mereka.

Akhirnya, hal tersebut berdampak pada keberlangsungan startup itu sendiri. Banyak perusahaan rintisan akhirnya gulung tikar karena tidak mampu bertahan dengan pola tersebut.

Para investor pun memilih tidak berinvestasi pada startup yang memiliki pola promosi tersebut. Ditambah fenomena tech winter, calon investor semakin pilih-pilih untuk menggelontorkan dana.

Baca juga: Perkuat Digitalisasi, Telkom Resmikan IndigoSpace Jadi Rumah bagi Startup Lokal Aceh

Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Budi Arie Setiadi, menerangkan pola investasi dalam melihat startup berubah secara global.

"Kalau dulu alat ukurnya GMV (Gross Merchandise Value)-nya, apanya. Sekarang enggak, sekarang lihat PNL-nya profit and loss. Ini mau rugi sampai kapan, kapan untung. Sudah begitu view-nya. Kalau dulu sampai bakar duit atau jor-joran dilakukan. Kalau sekarang sudah berubah. Marketnya sudah konsolidasi juga," terang Budi Arie dalam Konferensi pers Next-Hub Global Summit di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2024).

Ia menambahkan, investor juga melihat kelayakan hidup dari bisnis yang dijalankan oleh startup. Hal ini menjadikan startup harus lebih kreatif dan terus berinovasi untuk menarik investasi.

"Selama itu unik, kreatif, solutif terhadap berbagai permasalahan, bisa membuat hal-hal baru dalam perkembangan kehidupan sosial ekonomi, saya yakin itu akan bertahan," ucap Budi Arie.

Selain itu, pola investasi pada perusahaan rintisan saat ini, investor memilih startup early-stage, sebab dengan berinvestasi di fase ini, dana yang disebar bisa semakin luas.

"Orang itu mencari-cari tempat untuk simpan uangnya. Tapi pemikirannya tebar saja, mudah-mudahan dia berhasil. Daripada taruh satu blok uang, satu tempat. Ini kayak model anak-anak zaman dulu pasang roulette pasangnya enggak satu," jelas Chairman Nexticorn Foundation Rudiantara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini