News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Astra dan Indomobil Diuntungkan Penutupan Pabrik Chevrolet di Bekasi

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang model sedang berfoto dengan mobil New Chevrolet Spin yang sedang dipamerkan pada ajang International Motorshow Indonesia (IIMS) 2013 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Utara, Jumat (20/9/2013). Mesin diesel turbo injeksi Chevrolet Spin dengan commonrail 4 silinder 1.3L menghasilkan torsi sebesar 190Nm dan 75 tenaga kuda yang menakjubkan. Dengan konsumsi bahan bakar yang rendah, desain kelas dunia ini tak hanya bekerja secara efisien namun juga hening. Chevrolet Spin juga tersedia dalam mesin tipe bensin 1.2L dan 1.5L. (Tribun Jakarta/Jeprima)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - General Motors (GM) akan menutup pabrik perakitan mobil Chevrolet Spin di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat pada akhir Juni mendatang. Hal ini berdampak positif ke perusahaan otomotif di Indonesia, seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).

"Hengkangnya GM tentu akan menguntungkan bagi Astra dan Indomobil, terutama penjualan yang head to head dengan Chevrolet Spin," kata Analis Pefindo Guntur Tri Hariyanto saat dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (27/2/2015)

Walau ada keuntungan, Guntur melihat hal ini tidak berdampak banyak, karena pangsa pasar Chevrolet Spin secara total juga masih kecil. Dengan demikian, kinerja saham ASII dan IMAS pun tidak terlalu dipengaruhi oleh hengkangnya GM.

"Selain pangsa pasar yang masih kecil, terdapat hal lain yang lebih signifikan mempengaruhi industri otomotif, seperti melemahnya pertumbuhan penjualan mobil, depresiasi rupiah yang dalam, dan peraturan pembelian mobil dengan kredit," tuturnya.

Guntur menjelaskan, GM menutup pabriknya karena pendapatan yang diperoleh atau penjualannya sulit untuk menutupi biaya produksi yang harus ditanggung. Dimana, pabrik GM memiliki kapasitas produksi 40.000 unit per tahun, namun penjualan di pasar domestik hanya 8.400 unit dan ekspor 3.000, sementara tipe mobil yang diproduksi hanya satu, yaitu Chevrolet Spin.

Menurutnya, memang awalnya pabrik ini ditujukan untuk melayani pasar Indonesia dan ASEAN, tapi sepertinya kurang diterima oleh masyarakat, baik domestik maupun ASEAN. Oleh karena kemampuan produksi hanya satu tipe, maka pabrik tersebut menjadi kesulitan dalam mengalami lemahnya permintaan.

"Mungkin bila desain pabriknya untuk memproduksi tipe yang lebih variatif, bisa jadi GM masih dapat bertahan," ucapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini pasar otomotif Indonesia masih didominasi mobil Jepang, sehingga akan sulit untuk mengalahkan dominasi Jepang dalam jangka pendek. Sebab, saat ini masyarakat sudah terbiasa, jaringan aftersales yang banyak, dan harga jual yang memadai.

Tercatat, pada penutupan perdagangan hari ini saham ASII ditutup melemah 200 poin atau 2,48 persen menjadi Rp 7.850 per saham. Sedangkan, saham IMAS bergerak stagnan di level Rp 4.000 per saham.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini