TRIBUNNEWS.COM – Tidak hanya di Indonesia Ford harus menghadapi kenyataan buruk.
Hari ini Ford juga mengumumnkan rencana pengurangan pegawainya serta memperkecil line up yang dibuat serta beredar di Eropa.
Sebagaimana dikutip dari The Wall Street Journal, alasan menurunnya pendapatan menjadi awalan untuk mengurangi tak kurang dari 10 ribu pegawai di pabrik Ford di Eropa.
Tahun lalu kegiatan operasional Ford di Eropa mencatatkan kerugian sebesar 3 miliar dolar AS. Itu merupakan akumulasi selama periode 2012-2014.
Padahal Ford Motor Co. mendapatkan porsi pemasukan sebesar 19 persen dari Benua Biru itu.
“Tujuan dari rencana ini sederhana, kami harus memperjuangkan kegiatan yang menguntungkan, kadangkala itu terjadi di saat yang kurang tepat,” sebut Jim Farley, Chief operasional Ford di Eropa.
Markas Ford di Deaborn, Michigan AS, memberikan target jangka panjang dari kegiatan mereka di Eropa akan mendatangkan keuntungan sampai 8 persen untuk tahun lalu.
Tadinya itu diharapkan akan terwujud setelah tahun 2012 dilakukan restrukturisasi sejumlah pabrik yang berujung penutupan 3 pabrik di seantero Eropa.
Ternyata harapan itu tak terpenuhi, salah satunya karena penutupan pabrik yang juga merumahkan 5.700 pegawai tersebut justru menghasilkan biaya tinggi.
Meskipun secara produktivitas pabrik keputusan itu juga bisa memberikan penghematan yang besar bagi Ford.
Rencana lanjutan adalah memperkuat fokus penjualan pada model-model SUV yang terbukti semakin meningkat animonya di Eropa.