Berlangsung dua heat dan dibalik, yang tadinya di depan jadi di belakang sehingga kesempatan keduanya adil.
Khusus pada sesi kualifikasi, seluruh drifter dituntut aksi individu di atas lintasan dengan memperhatikan 3 kriteria dalam perebutan poin tertinggi dari 4 juri internasional (3 dari Jepang + 1 dari Malaysia).
Ketiga kriteria tersebut adalah Line (jalur pengambilan), Style (keindahan meliukkan mobilnya termasuk unsur kecepatan) & Angle (sudut pengambilan). Masing-masing unsur tersebut akan diganjar porsi objektifitas penilaian 10%, 5% & 10% dari masing-masing juri tersebut.
Hal baru lainnya adalah kemasan entertainment di tikungan-tikungan tertentu dan di depan 2 grandstand berbentuk “L” buat penonton.
Area itu didesain khusus bentuk tikungannya sehingga memacu drifter untuk menekuk maksimal mobilnya dan memaksa ban kerja keras digerus aspal yang memunculkan asap tebal dan suara decitan besar saat terjadi traksi ban dengan lintasan.
Inilah yang disebut Japanese Style di arena drifting karena masing-masing negara punya gaya tersendiri, termasuk Indonesia.
Gaya Jepang digunakan tak lain berkat sentuhan 100% teknis juri Jepang pada pembuatan disain layout lintasan. Dengan begitu, bobot kompetisi dan aspek hiburannya sama-sama tinggi.
“Akan sangat berbeda dengan yang selama ini kita jalankan. Babak kualifikasi berlangsung Jumat (15/4) dan final pada Sabtu (16/4). Kalaupun hujan, lomba terus digeber sepanjang unsur safety-nya terpenuhi,” kata Amroe Wahyudi, Pimpinan Lomba.
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 3 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban, Lihat Sekitar
Jadi, memang banyak alasan kalau sebaiknya berakhir pekan di IIMS 2016 saja!